Ilustrasi - 12 Masyarakat Adat di Indonesia yang Paling Populer (Foto: Ist/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Indonesia punya ratusan komunitas adat dengan kekayaan tradisi yang luar biasa. Mengacu pada Sensus Penduduk 2010, BPS mencatat 1.331 kategori suku (meliputi nama suku, subsuku, dan alias), gambaran betapa majemuknya fondasi budaya kita.
Dari ujung barat hingga timur, Indonesia adalah rumah bagi ratusan masyarakat adat dengan bahasa, tradisi, dan pandangan hidup yang berbeda-beda. Di balik keragaman itu, ada sejumlah komunitas adat yang namanya lebih sering terdengar—baik karena keunikan budaya, daya tarik wisata, sorotan media, maupun peran mereka dalam sejarah bangsa.
Berikut adalah 12 komunitas adat yang paling sering menjadi rujukan publik di Indonesia, yang dihimpun dari berbagai sumber. Daftar ini bukan peringkat, dan tentu tidak menafikan ratusan komunitas adat lainnya.
1. Dayak (Kalimantan)
Hidup berdampingan dengan hutan dan sungai, masyarakat Dayak memiliki rumah panjang (rumah betang) sebagai pusat kehidupan komunal. Dari ritual panen hingga tarian perang, semua merefleksikan hubungan harmonis dengan alam.
2. Baduy (Banten)
Menjaga ajaran Sunda Wiwitan, Baduy terbagi menjadi Baduy Dalam yang menolak teknologi modern dan Baduy Luar yang lebih terbuka namun tetap memegang adat. Kesederhanaan mereka menjadi simbol perlawanan terhadap modernisasi.
3. Toraja (Sulawesi Selatan)
Dikenal dengan rumah adat tongkonan dan upacara kematian Rambu Solo’. Bagi Toraja, kematian adalah perjalanan, dan penghormatan bagi yang berpulang dilakukan secara besar-besaran dengan melibatkan seluruh komunitas.
4. Bugis (Sulawesi Selatan)
Pelaut dan pedagang ulung yang meninggalkan jejak perdagangan hingga mancanegara. Kapal pinisi karya mereka kini diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
5. Makassar (Sulawesi Selatan)
Saudara maritim Bugis, masyarakat Makassar juga memiliki sejarah panjang dalam pelayaran dan pembuatan kapal. Tradisi mereka masih terjaga di pesisir Bulukumba.
6. Minangkabau (Sumatera Barat)
Memiliki sistem matrilineal yang unik. Rumah gadang dengan atap bergonjong menjadi simbol keluarga besar, sementara falsafah “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” menjadi pedoman hidup.
7. Mentawai (Sumatera Barat – Kep. Mentawai)
Memiliki tato tradisional (titi) yang sarat makna kosmologis. Hidup selaras dengan hutan, mereka mengandalkan berburu, meramu, dan memancing, serta menjaga hubungan spiritual dengan alam.
8. Asmat (Papua Selatan)
Dikenal dengan seni ukir kayu yang mendunia, terutama tiang leluhur bisj. Setiap ukiran menjadi simbol penghormatan kepada arwah leluhur.
9. Biak (Papua)
Tradisi Wor yang berupa nyanyian dan tarian menjadi inti kehidupan sosial mereka. Biak adalah penghubung budaya pesisir dan samudra Papua.
10. Dani (Pegunungan Papua – Lembah Baliem)
Hidup di dataran tinggi dengan pertanian tradisional ubi jalar. Pesta bakar batu menjadi simbol persatuan dan rasa syukur.
11. Bali Aga (Bali)
Masyarakat pra-Majapahit yang mempertahankan adat kuno. Di Tenganan ada tradisi Perang Pandan, sementara di Trunyan terdapat pemakaman terbuka unik di tepi Danau Batur.
12. Ammatoa Kajang (Bulukumba, Sulawesi Selatan)
Mengenakan busana serba hitam sebagai simbol kesederhanaan. Mereka mengelola hutan adat dengan aturan ketat (Pasang ri Kajang) yang diakui secara hukum daerah.
Itulah ulasan mengenai 12 daftar masyarakat adat di Indonesia. Meski berasal dari latar belakang dan wilayah berbeda, masyarakat adat ini memiliki benang merah: kearifan lokal yang berakar pada hubungan harmonis dengan alam, serta komitmen mempertahankan identitas di tengah tantangan zaman. Dari rumah panjang Dayak hingga tato Mentawai, dari kapal pinisi Bugis hingga tiang bisj Asmat, semua menjadi mozaik penting dalam wajah Indonesia. (*)
Masyarakat Adat Indonesia Hari masyarakat adat
