
Sergio Ramos (kiri) dan Diego Costa (kanan) sedang adu mulut saat pertandingan berlangsung (Foto: Marca)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam sejarah sepak bola, ada pertandingan-pertandingan yang dikenang bukan karena skor akhir atau gol-gol spektakuler, melainkan karena atmosfernya yang panas, penuh ketegangan, dan intensitas fisik yang ekstrem.
Salah satu laga paling kontroversial terjadi saat Diego Costa harus berhadapan langsung dengan dua bek tangguh Real Madrid, yakni Pepe dan Sergio Ramos. Laga tersebut dikenal sebagai salah satu pertandingan terkotor dan paling brutal dalam ingatan banyak penggemar.
Ketegangan mulai memuncak saat Costa terlihat berhadapan sendirian dengan Pepe dan Ramos. Momen awal yang memicu situasi adalah saat Costa mendorong Pepe. Tanpa banyak bicara, Pepe memberikan peringatan tegas, seolah mengisyaratkan bahwa balasan akan datang.
Namun, Costa tidak gentar. Ia justru semakin provokatif, bahkan sempat menyenggol Ramos dengan sikap menantang.
Konfrontasi semakin sengit. Pepe mulai kehilangan kesabaran dan tampak beradu argumen secara emosional dengan Costa. Kontak fisik di antara mereka terus berulang, menciptakan suasana yang lebih mirip arena adu gengsi daripada pertandingan sepak bola.
Di tengah situasi ini, para pemain silih berganti melayangkan protes kepada wasit dan saling memprovokasi dengan gestur serta senyum sarkastik yang menyulut emosi.
Puncak ketegangan terjadi saat Pepe terlihat puas setelah berhasil menjatuhkan Costa dalam duel fisik yang keras. Ramos pun ikut ambil bagian, menutup ruang gerak sang penyerang dan memastikan ia tidak memiliki kesempatan untuk membalas. Kolaborasi mereka menunjukkan upaya sistematis untuk menekan Costa secara mental maupun fisik.
Laporan dari beberapa sumber menyebutkan bahwa laga tersebut tak hanya diwarnai adu mulut, tetapi juga insiden-insiden yang mencerminkan betapa emosionalnya suasana di lapangan.
Bahkan hal-hal seperti ludah yang beterbangan pun menjadi bagian dari gambaran betapa panasnya pertandingan itu.
Laga ini pada akhirnya tidak dikenang karena hasil akhirnya, melainkan karena intensitas dan kekerasan yang melampaui batas sportivitas.
Ia menjadi simbol bagaimana emosi dan rivalitas bisa mengubah lapangan hijau menjadi medan pertarungan pribadi yang penuh drama dan tentu saja, tak terlupakan.
KEYWORD :Sepakbola Dunia Laga Terkotor Sejarah