
Peraih nobel fisika 2011, Prof. Brian Schmidt (Foto: Muti/Jurnas.com)
Bandung, Jurnas.com - Peraih Nobel fisika 2011, Prof. Brian Schmidt, menjadi salah satu pembicara dalam Konvensi Sains Teknologi Industri Indonesia (KSTI) 2025, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) di Bandung, Jawa Barat pada Jumat (8/8).
Dalam paparannya, Prof. Schmidt membahas temuannya mengenai alam semesta yang terus mengembang (expanding) secara cepat, jauh lebih cepat dari prediksi para ilmuwan sebelumnya.
Dikatakan, pasca ledakan Bigbang yang disepakati sebagai teori awal mula munculnya alam semesta, terjadi pergerakan melebar antarplanet, bintang, dan seluruh material, meskipun terdapat gaya gravitasi yang begitu kuat.
Pernyataan Prof. Schmidt sekaligus menolak anggapan yang menyebut bahwa perluasan tersebut pada titik tertentu akan kembali menyusut seperti kurva akibat gaya gravitasi, atau dikenal sebagai teori Big Crunch.
"Jadi, alih-alih akan membentuk sebuah kurva lalu berhenti, alam semesta cenderung naik ke atas yang membentuk sebuah garis nosional, tapi tidak akan ada yang terjadi," ujar Prof. Schmidt.
Prof. Schmidt membuktikan teori ini dengan data hasil pengamatannya terhadap pergerakan planet, bintang, dan galaksi melalui Teleskop James Webb. Dia mendapati bahwa galaxy yang sebelumnya terlihat di teleskop, kini mulai pudar dan menjauh.
Adapun perluasan tersebut, lanjut Prof. Schmidt, digerakkan oleh kombinasi materi gelap (dark matter) dan energi gelap (dark energy) yang membentuk 95 persen alam semesta, dan hingga kini belum diketahui ilmuwan.
"Cahaya yang mereka tunjukkan sekarang, tidak akan bisa mencapai kita karena alam semesta bergerak secepat itu," kata fisikawan asal Australia-Amerika Serikat tersebut.
"Artinya, cahaya mencoba untuk mencapai kita tidak akan bisa, karena lebih banyak alam semesta yang ditemukan, lebih cepat daripada cahaya yang bisa mencapai kita," dia menambahkan.
Pada akhirnya, Prof. Schmidt memprediksi bahwa alam semesta yang ada saat ini akan menjadi sebuah tempat yang sepi, karena seluruh materialnya, termasuk planet dan bintang, terus bergerak menjauh.
"Kita akan melihat ke dalam alam semesta yang benar-benar dingin dan mati, di mana tidak ada yang terjadi dan tidak ada yang bisa kita lihat," kata Prof. Schmidt.
KEYWORD :Prof. Brian Schmidt Peraih Nobel Fisika Teori Alam Semesta KSTI 2025