
Kapal penyeberangan rute Bira ke Pamatta. Foto: asdp/jurnas
JAKARTA, Jurnas.com — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyanapaikan bahwa menjelang 80 Tahun Kemerdekaan RI, konektivitas telah merata bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Semangat kemerdekaan menginspirasi kami untuk terus menghadirkan layanan transportasi yang tidak hanya menghubungkan pulau demi pulau, tetapi juga membawa harapan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk di wilayah 3T,” kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Heru Widodo melalui keterangannya, Kamis (7/8/2025).
Saat ini, ASDP mengoperasikan 83 unit kapal perintis yang melayani 210 lintasan penyeberangan atau sekitar 67% dari total seluruh rute yang dijalankan oleh perusahaan.
Cakupan ini membentang dari ujung barat hingga timur Nusantara, menjadi sarana vital untuk mobilitas masyarakat, distribusi logistik, dan pemerataan harga kebutuhan pokok di daerah terpencil.
Tulang Punggung
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mengatakan ASDP sebagai agen pembangunan nasional, menjalankan penugasan pelayanan publik untuk memastikan tidak ada satu pun pulau yang tertinggal dari denyut pembangunan.
“Sebagai BUMN transportasi laut, kami tidak hanya melayani rute komersial. Justru kehadiran kami di lintasan-lintasan perintis menjadi tulang punggung mobilitas dan logistik masyarakat di daerah yang sulit dijangkau,” kata Shelvy.
Lintasan perintis ASDP tersebar di berbagai provinsi, termasuk Galala–Namlea di Maluku, Kupang–Rote di Nusa Tenggara Timur, dan Baubau–Wanci di Sulawesi Tenggara.
Selain itu, sejumlah lintasan juga mendukung sektor pariwisata di destinasi unggulan, seperti Sorong–Waisai menuju Raja Ampat, Sape–Labuan Bajo sebagai gerbang ke Taman Nasional Komodo, serta Baubau–Wanci yang membuka akses ke Taman Nasional Wakatobi.
Dijelaskan, dua lintasan perintis memberi kontribusi signifikan layanan ASDP dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat di wilayah 3T. Pertama, lintasan Sorong – Waisai (Papua Barat Daya) yang dilayani KMP Arar. Rute ini menjadi jalur utama ke destinasi unggulan Raja Ampat.
Berdasarkan data ASDP dan Kementerian Perhubungan, hingga pertengahan 2025, rute ini telah melayani lebih dari 98.000 penumpang per tahun. Arus wisatawan tumbuh 12,5% per tahun sejak 2022.
Selain itu, harga bahan pokok menurun hingga 15%, dan pendapatan UMKM lokal meningkat rata-rata 20% per tahun.
Kedua, KMP Bahtera Nusantara 3 yang melayani lintasan Tanjung Uban – Tambelan – Sintete (Kepulauan Riau – Kalimantan Barat), menghubungkan wilayah perairan yang sebelumnya terisolasi. Volume angkutan barang tumbuh 37% selama 2024–2025, dengan penurunan biaya logistik antara 20–25%.
KEYWORD :HUT RI ASDP Konektivitas 3T