Logo Premier League (Foto: Espos.id)
Jakarta, Jurnas.com - Premier League, sebagai liga sepak bola paling bergengsi di Inggris, selalu menjadi sorotan utama setiap kali bursa transfer dibuka.
Hal ini bukan hanya terkait dengan jumlah uang besar yang diputar oleh klub-klub di liga ini, tetapi juga ekspektasi tinggi terhadap pemain baru yang bergabung.
Liga ini telah membuktikan diri sebagai kompetisi dengan kualitas yang lebih dari sekadar mitos dan telah menarik perhatian penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Bergabung dengan Premier League berarti memasuki arena dengan tantangan berat, kualitas tim yang merata, tekanan dari publik dan media, serta tuntutan untuk tampil maksimal di setiap pertandingan.
Sejarah mencatat bahwa banyak pemain yang sebelumnya bersinar di liga-liga top Eropa seperti Bundesliga, La Liga, dan Serie A, namun kesulitan beradaptasi dengan tempo permainan yang sangat tinggi di Inggris.
Sebuah studi kuantitatif bahkan menunjukkan bahwa Premier League sering kali membuat performa pemain menurun setelah berpindah dari liga-liga lain.
Dalam studi tersebut, model penilaian performa pemain VAEP (Valuing Actions by Estimating Probabilities) digunakan untuk menilai setiap tindakan pemain yang berpengaruh terhadap peluang tim dalam mencetak gol atau mencegah kebobolan.
Data menunjukkan penurunan signifikan dalam performa pemain dari liga-liga besar lainnya: pemain dari Bundesliga turun rata-rata 17%, Serie A 12%, Ligue 1 10%, dan La Liga sekitar 5%. Hal ini menunjukkan bahwa bergabung dengan Premier League tidak hanya sekadar adaptasi gaya bermain, tetapi juga mencakup tantangan fisik, teknis, dan mental yang jauh lebih besar.
Karena itu, pelatih Manchester United, Ruben Amorim, memilih untuk merekrut pemain yang sudah terbiasa dengan tuntutan Premier League, seperti Matheus Cunha dari Wolverhampton dan Bryan Mbeumo dari Brentford. Kedua pemain ini dianggap lebih siap berkompetisi di Inggris berkat pengalaman mereka sebelumnya.
Dengan kekuatan finansial yang besar, Premier League telah menciptakan kompetisi yang sangat merata. Berdasarkan data dari FBref, seluruh 20 klub di Premier League masuk dalam daftar 50 klub dengan gaji tertinggi di Eropa.
Ini berbeda dengan liga-liga lain, yang umumnya hanya memiliki beberapa klub besar dengan anggaran besar, sementara tim lainnya kekurangan sumber daya.
Akibatnya, setiap pertandingan di Premier League selalu menjadi ujian besar. Berbeda dengan La Liga, yang hanya didominasi oleh tiga tim besar, hampir semua tim di Inggris mampu memberikan tantangan berarti.
Hal ini terjadi karena hampir setiap klub memiliki pemain berkualitas tinggi dan pelatih yang menguasai taktik modern. Menurut analisis Tyson Ni, kekuatan rata-rata tim di Premier League mengungguli empat liga top Eropa lainnya.
Dengan berbagai faktor ini, Premier League tidak hanya dikenal sebagai liga dengan uang dan bintang, tetapi juga liga dengan kualitas mendalam, intensitas permainan tinggi, dan keseimbangan kompetisi yang memunculkan tontonan penuh kejutan setiap minggunya.
Inilah mengapa Premier League disebut-sebut sebagai liga terbaik di dunia.
KEYWORD :Sepakbola Dunia Premier League Eropa Inggris
