
Pemain Legenda Prancis, Nicolas Anelka (Foto: Sky Sport)
Jakarta, Jurnas.com - Dunia sepak bola mengenal banyak pemain bertalenta luar biasa, namun tidak banyak yang memiliki perjalanan karier semenarik Nicolas Anelka.
Dikenal sejak usia muda sebagai salah satu bintang muda paling berbakat, Anelka menjadi pusat perhatian sejak dirinya bermain untuk Paris Saint-Germain (PSG) pada usia 16 tahun.
Meski memiliki bakat yang sangat besar, perjalanannya di dunia sepak bola tidak berjalan mulus karena masalah yang datang dari dalam dirinya.
Anelka, yang diakui Arsene Wenger sebagai salah satu pemain dengan potensi terbaik di dunia, memulai kariernya dengan gemilang. Di PSG, Anelka menunjukkan kualitas yang membuatnya segera dipromosikan ke tim senior, dan gol pertama yang ia ciptakan menjadi tanda bahwa masa depannya akan cerah.
Namun, meski berada di klub besar, ia merasa tidak dihargai ketika diminta untuk duduk di bangku cadangan. Keinginan untuk lebih bermain membuatnya memutuskan untuk pindah ke Arsenal.
Di Arsenal, Anelka langsung menunjukkan kualitasnya dan menjadi bagian dari tim yang meraih gelar ganda pada 1998. Meskipun sukses besar di London, rasa tidak puas kembali mendorong Anelka untuk mencari tantangan baru.
Keputusan besar pun datang, tepatnya pada usia 20 tahun, Anelka bergabung dengan Real Madrid dengan transfer yang sangat menggemparkan dunia sepak bola waktu itu, yakni 22 juta poundsterling. Ia menjadi bagian dari tim `Galacticos` pertama, meskipun Madrid tidak pernah merasa seperti rumah bagi dirinya.
Sikap tidak patuh Anelka dan ketidakmampuannya beradaptasi di Madrid membuatnya sering terlibat perselisihan. Anelka yang dikenal angkuh bahkan sempat tidak datang latihan selama dua minggu, dan meskipun ia tampil baik di lapangan dan membantu Madrid meraih trofi Liga Champions, ketidakdisiplinannya menandai akhir perjalanan singkatnya di Madrid.
Perjalanan Anelka selanjutnya penuh dengan perpindahan antar klub. Dalam enam musim, ia sempat bermain di sembilan klub yang berbeda.
Di Manchester City, meski tampil gemilang, Anelka merasa klub tersebut tidak cukup besar untuknya, yang akhirnya membuatnya terbuang dari sana juga.
Namun, Anelka menemukan tempat terbaiknya di Bolton Wanderers, di mana ia menunjukkan sisi terbaik dari permainannya. Penampilan cemerlangnya di Bolton menarik perhatian Chelsea, yang kemudian membawanya ke Stamford Bridge. Di Chelsea, ia memenangkan Premier League dan meraih penghargaan Golden Boot.
Sayangnya, kegagalannya mengeksekusi penalti di final Liga Champions melawan Manchester United menjadi titik balik. Momen tersebut menggambarkan bagaimana ego yang besar bisa menghancurkan karier seorang pemain, meski memiliki bakat yang luar biasa.
Anelka adalah contoh nyata dari bagaimana ego dapat menghalangi potensi terbesar seseorang. Dengan bakat luar biasa yang dimiliki, perjalanan kariernya bisa saja lebih sukses, jika saja ia mampu mengendalikan sisi gelap dalam dirinya.
Sebuah pelajaran bahwa di dunia sepak bola, seperti halnya dalam hidup, kualitas dan kerja keras tidak cukup tanpa sikap yang tepat.
KEYWORD :Nicolas Anelka Fakta Unik Ego Sepakbola Dunia