
Ilustrasi sedang melamun (Foto: Pexels/Moose Photos)
Jakarta, Jurnas.com - Di dunia yang terus menuntut kita untuk “selalu aktif”—baik secara digital maupun mental—semakin banyak orang yang tanpa sadar mengalami kelelahan kognitif. Dalam sebuah artikel reflektif dan ilmiah di The Conversation, Anna Kenyon, dosen senior di bidang kesehatan populasi, mengangkat kembali teori psikologi klasik untuk menjawab kebutuhan modern: bagaimana cara memberi ruang bagi otak untuk beristirahat?
Alih-alih menyalahkan media sosial atau gaya hidup cepat semata, Kenyon membawa kita menyelami konsep bernama Attention Restoration Theory—gagasan bahwa otak kita butuh waktu untuk tidak fokus.
Kapan Terakhir Kali Kita Membiarkan Pikiran Mengembara?
Tulisan Kenyon dimulai dari pertanyaan mendasar: apakah kita masih punya waktu untuk sekadar membiarkan pikiran melayang tanpa arah? Saat ini, momen kosong seperti menunggu antrean atau menatap langit sudah digantikan oleh layar ponsel. Padahal, menurut teori yang diperkenalkan Rachel dan Stephen Kaplan pada tahun 1989, momen seperti itulah yang dibutuhkan otak untuk melakukan “reset”.
Kaplan bersaudara membedakan antara dua jenis perhatian. Yang pertama adalah perhatian terarah, yaitu ketika kita sadar sedang fokus pada tugas tertentu—seperti menulis, membaca, atau berselancar di media sosial. Ini melelahkan dan tidak bisa berlangsung terus-menerus tanpa konsekuensi. Jenis kedua adalah perhatian tak terarah: kondisi ketika kita tidak sedang mencoba fokus, tapi membiarkan hal-hal di sekitar menarik perhatian secara alami. Seperti mendengarkan suara hujan, menatap daun yang tertiup angin, atau melamun saat duduk di taman.
Menurut Kenyon, di sinilah masalah modern muncul. Kita nyaris tak punya waktu untuk perhatian tak terarah. Setiap kekosongan segera kita isi dengan konten digital. Dan akibatnya, otak kelelahan—tanpa kita sadari.
Alam sebagai Ruang Pemulihan Mental
Kenyon menunjukkan bahwa perhatian tak terarah atau melamun—terutama yang dipicu oleh interaksi dengan alam—ternyata benar-benar bekerja memulihkan fungsi otak.
Penelitian neuroscience mendukung gagasan ini. Ketika seseorang berada di lingkungan alami, aktivitas di amigdala—bagian otak yang berhubungan dengan stres dan kecemasan—terbukti menurun. Studi demi studi menunjukkan bahwa berjalan kaki di taman, duduk di tepi sungai, atau bahkan hanya melihat pemandangan hijau selama beberapa menit bisa menghasilkan efek pemulihan mental yang nyata.
Menariknya, bahkan aktivitas sesederhana menatap gambar alam sambil berjalan di atas treadmill terbukti dapat meningkatkan performa kognitif. Itu menunjukkan bahwa otak kita memang merespons “alam” secara mendalam, bahkan ketika kontaknya tidak sepenuhnya nyata.
Mengistirahatkan Otak Bukanlah Kemalasan
Salah satu pesan paling kuat dari tulisan Kenyon adalah upaya untuk menghapus stigma terhadap waktu istirahat mental. Banyak dari kita menganggap “melamun” sebagai bentuk kemalasan. Padahal, dari sudut pandang neurologis, itu adalah bagian penting dari pemulihan kognitif.
Kenyon mengajak pembaca untuk mulai menilai ulang bagaimana kita menghadapi momen “kosong”. Daripada buru-buru membuka ponsel, mungkin justru saat itulah otak kita sedang meminta ruang untuk bernapas. Di tengah dunia yang menuntut kita untuk terus fokus dan produktif, membiarkan perhatian mengembara adalah tindakan yang radikal namun perlu.
Mengembalikan Ritme Alami Pikiran
Artikel ini bukan hanya ajakan untuk kembali ke alam, tapi juga seruan agar kita lebih sadar akan ritme kerja otak. Dalam konteks kesehatan mental dan produktivitas, perhatian tak terarah bukan hanya nostalgia romantis, tapi kebutuhan yang dibuktikan sains.
Entah itu dengan berjalan santai di taman, menatap langit dari balkon, atau sekadar tidak menyentuh ponsel saat menunggu kopi diseduh, semua itu adalah bentuk perawatan otak yang sederhana tapi efektif.
Penjelasan di atas mengingatkan kita bahwa di balik semua kesibukan, otak butuh waktu untuk tidak dipaksa. Karena dalam keheningan dan jeda itulah, kreativitas, fokus, dan ketahanan mental bisa tumbuh kembali. (*)
SUmber: Scince Alert
KEYWORD :Kesehatan Otak Attention Restoration Theory Istirahat Mental Mindfulness