Selasa, 05/08/2025 00:02 WIB

Hadits Nabi yang Diyakin jadi Inspirasi Bendera Merah Putih

Pilihan warna merah putih itu bukan tanpa jejak sejarah yang lebih tua dari masa kemerdekaan. Sebuah hadits Nabi Muhammad SAW diduga menjadi inspirasi utama di baliknya.

Ilustrasi pengibaran bendera Merah Putih (Foto: Pexels/Irgi Nur Fadil)

Jakarta, Jurnas.com - Bendera bukan hanya kain yang dikibarkan, tetapi lambang identitas dan jiwa sebuah bangsa. Seperti negara lain yang punya simbol unik, Indonesia memilih merah dan putih sebagai warna benderanya, yang sarat makna filosofis.

Merah melambangkan keberanian dan perjuangan, sedangkan putih mencerminkan keikhlasan dan kesucian. Keduanya membentuk pesan mendalam: perjuangan yang dilandasi ketulusan hingga titik akhir pengorbanan.

Namun, pilihan warna merah putih itu bukan tanpa jejak sejarah yang lebih tua dari masa kemerdekaan. Sebuah hadits Nabi Muhammad SAW diduga menjadi inspirasi utama di baliknya.

Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, KH. Abdullah Habib Faqih mengungkap bahwa inspirasi tersebut berasal dari sabda Rasulullah yang diriwayatkan dalam hadits sahih. Kisah ini dikutip dari Habib Husain bin Abu Bakar Al-Idrus, seorang ulama Luar Batang yang dikenal luas.

Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi disebutkan:

"عَنْ ثَوْبَانَ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى زَوَى لِي الْأَرْضَ حَتَّى رَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَأَعْطَانِي الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ."

Artinya: Diriwayatkan dari Tsauban, Rasulullah bersabda, sesungguhnya Allah mengumpulkan bumi untukku sehingga aku bisa melihat (kejayaan Islam) di Timur dan Barat. Dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai apa yang telah ditampakkan untukku. Aku diberi dua harta simpanan: Merah dan putih.

Makna dari dua warna ini dijelaskan lebih lanjut dalam kitab ‘Aunul Ma’bud, sebuah syarah hadits yang populer di kalangan ulama. Merah dan putih dimaknai sebagai emas dan perak, simbol kekayaan dan kekuasaan besar.

Penafsiran lain menyebut bahwa merah merujuk pada kerajaan Syam, dan putih melambangkan kerajaan Persia. Persia disebut "putih" karena warna kulit penduduknya dan penggunaan perak sebagai mata uang dominan.

Sebaliknya, warna "merah" dinisbatkan kepada bangsa Syam yang cenderung berkulit kemerahan serta memiliki emas sebagai alat tukar utama. Imam Nawawi juga menguatkan bahwa yang dimaksud dengan dua harta itu adalah simpanan dari Kaisar Romawi dan Raja Persia.

Artinya, dua warna itu bukan hanya soal materi, tapi mencerminkan kejayaan politik dan ekonomi Islam di masa awal penyebarannya. Dari sanalah banyak yang meyakini, termasuk para ulama Nusantara, bahwa warna merah putih dalam bendera Indonesia punya akar spiritual yang kuat.

Namun, hadits ini tidak hanya berbicara tentang kemenangan dan perluasan kekuasaan. Rasulullah SAW juga menyampaikan peringatan penting bagi umatnya tentang bahaya dari dalam.

Lanjutan hadits tersebut berbunyi:

"وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ، وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ، فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ، وَإِنَّ رَبِّي قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً، فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ، وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ عَامَّةٍ، وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ، يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ، وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا، حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا، وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا."

Artinya: Dan sesungguhnya aku meminta kepada Allah agar tidak membinasakan umatku dengan kekeringan yang parah, dan Allah tidak memberi kuasa musuh untuk menguasai umatku selain diri mereka sendiri, sehingga menyerang perkumpulan mereka sendiri. Dan sesungguhnya Allah berfirman, “Hai Muhammad, sesungguhnya Aku bila menentukan takdir tidak bisa diubah, sesungguhnya Aku memberikan untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh kekeringan parah dan Aku tidak akan memberi kuasa musuh untuk menyerang mereka (umatmu) selain diri mereka sendiri, lalu mereka menyerang perkumpulan mereka sendiri, walaupun musuh mengepung dari segala penjurunya, hingga akhirnya sebagian dari mereka (umatmu) membinasakan sebagian lainnya dan saling menawan satu sama lain.”

Peringatan itu relevan, sebab meskipun umat Islam pernah mencapai masa kejayaan yang luas, sejarah juga mencatat rentetan fitnah dan konflik internal pasca wafatnya Nabi. Perpecahan demi perpecahan membuat kejayaan itu rapuh dari dalam.

Dari sini kita belajar bahwa warna merah putih bukan sekadar simbol nasionalisme, tetapi juga warisan spiritual yang mengandung harapan dan peringatan. Merah putih bukan hanya lambang keberanian dan kesucian, melainkan juga ajakan untuk menjaga persatuan.

Jika bendera adalah lambang, maka nilai-nilai di baliknya adalah jiwa yang harus dijaga. Merah putih bukan sekadar dikibarkan, tetapi harus dimaknai dalam tindakan nyata. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Hadits Nabi Bendera Merah Putih Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :