Senin, 04/08/2025 16:28 WIB

6 Cara Jitu Menjaga Work-Life Balance

Salah satu perubahan di era ini adalah meningkatnya tren kerja jarak jauh atau remote working, yang kini menjadi hal lumrah di banyak sektor

Ilustrasi - seorang pria tengah mengalami stres (Foto: Pexels/Vitaly Gariev)

 

Jakarta, Jurnas.com - Di tengah laju perkembangan teknologi yang semakin pesat, cara manusia bekerja pun turut mengalami transformasi besar.

Salah satu perubahan paling mencolok adalah meningkatnya tren kerja jarak jauh atau remote working, yang kini menjadi hal lumrah di banyak sektor.

Fleksibilitas ini memang menawarkan berbagai kemudahan, namun juga membawa tantangan baru, terutama dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Dulu, batas antara jam kerja dan waktu pribadi sangat jelas, seseorang pergi ke kantor di pagi hari dan pulang di sore atau malam hari, menandai berakhirnya aktivitas profesional.

Kini, dengan kehadiran email, aplikasi konferensi, dan platform kerja digital yang bisa diakses kapan saja, batas itu menjadi kabur. Banyak orang yang akhirnya merasa selalu bekerja, bahkan saat berada di rumah atau tengah bersantai bersama keluarga.

Fenomena ini mendorong munculnya kekhawatiran baru terkait work-life balance, yakni kemampuan untuk menyeimbangkan tuntutan profesional dengan kebutuhan personal dan sosial.

Ketika keseimbangan ini terganggu, dampaknya bisa berujung pada stres berkepanjangan, menurunnya kualitas hubungan dengan orang terdekat, bahkan gangguan kesehatan mental.

Dikutip dari Forbes dan Everyday Health, berikut adalah beberapa langkah praktis yang disarankan para ahli untuk membantu Anda mengatur ulang keseimbangan hidup:

1. Manfaatkan Teknologi dengan Cerdas

Alih-alih membiarkan teknologi mengendalikan Anda, gunakanlah secara strategis. Batasi waktu memeriksa email atau aplikasi kerja, dan tetapkan momen bebas layar—seperti saat makan bersama keluarga atau sebelum tidur. Ini bisa menjadi waktu yang sangat berharga untuk merilekskan pikiran dari tuntutan digital yang tiada henti.

2. Buat Batasan Jam Kerja yang Tegas

Fleksibilitas kerja bukan berarti jam kerja tanpa akhir. Tetapkan waktu kapan Anda mulai dan mengakhiri pekerjaan, lalu disiplin menjalankannya. Kegiatan seperti olahraga ringan atau membaca buku bisa menjadi penanda bahwa waktu kerja telah selesai dan saatnya memasuki zona pribadi.

3. Luangkan Waktu Khusus untuk Diri Sendiri

Menyisihkan waktu untuk melakukan hal yang Anda nikmati bisa memberi efek luar biasa terhadap kebugaran mental. Cukup 10–15 menit per hari untuk aktivitas ringan seperti mendengarkan musik, berjalan santai, atau meditasi, sudah cukup untuk menjaga semangat tetap terjaga sepanjang hari.

4. Waspadai Perangkap Fleksibilitas

Jam kerja yang fleksibel bukan berarti Anda harus terus aktif 24 jam. Komunikasikan kepada tim dan atasan tentang kapan Anda tersedia dan kapan tidak. Jangan ragu untuk menonaktifkan notifikasi pekerjaan di luar jam kerja agar tidak muncul persepsi bahwa Anda “selalu siap”.

5. Pilih Pekerjaan yang Sejalan dengan Nilai Pribadi

Bekerja di tempat yang sesuai dengan prinsip hidup Anda akan membuat segalanya terasa lebih ringan. Ketika pekerjaan terasa berarti, stres pun cenderung berkurang. Jika saat ini belum memungkinkan untuk berganti pekerjaan, coba temukan makna dalam peran Anda sekarang dan hubungkan dengan tujuan hidup yang lebih besar.

6. Mulai dari Langkah-Langkah Kecil

Tidak perlu perubahan besar secara langsung. Fokus pada kebiasaan kecil, misalnya menyisihkan satu malam untuk makan bersama keluarga setiap minggu, lalu tingkatkan intensitasnya secara bertahap. Perubahan bertahap jauh lebih efektif dan mudah dipertahankan dalam jangka panjang.

KEYWORD :

Work-Life Balance Kerja Jarak Jauh Stres Digital Waktu Kerja




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :