Selasa, 14/10/2025 20:39 WIB

Tiga Ayat Al-Quran tentang Cinta Tanah Air

Ilustrasi cinta tanah air (Foto: Pexels/Ruly Nurul Ihsan)

Jakarta, Jurnas.com - Indonesia akan segera memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaannya yang ke-80 pada 17 Agustus 2025. Delapan dekade bukan sekadar angka—itu adalah bukti ketangguhan sebuah bangsa yang dibangun di atas pondasi nilai-nilai luhur, termasuk nilai-nilai keagamaan yang kuat.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, keterlibatan para kiai dan ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia adalah fakta sejarah yang tak terbantahkan. Mereka tidak hanya memperjuangkan kemerdekaan dengan senjata dan doa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Islam yang mendorong umatnya untuk mencintai tanah air dan menjaga stabilitas negara.

Menjelang perayaan kemerdekaan ini, penting untuk kembali merenungkan ajaran Islam yang menguatkan semangat nasionalisme dan kebersamaan dalam bingkai keberagaman. Setidaknya, ada tiga ayat Al-Qur’an yang secara substansial menjadi pijakan teologis bagi umat Islam dalam menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air. Berikut adalah ulasannya, yang dikutip dari laman Nahdlatul Ulama.

1. QS Al-Qashash [28]: 85 – Cinta Tanah Air dari Kisah Hijrah Nabi

"Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali." (QS. Al-Qashash: 85)

Ayat ini sering dikaitkan dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Imam Fakhruddin Al-Razi menafsirkan bahwa kata "ma’ad" dalam ayat ini merujuk pada Makkah—tanah kelahiran Nabi yang sangat beliau cintai. Dalam tafsir Ruhul Bayan, Ismail Haqqi menegaskan bahwa ayat ini menjadi dalil cinta tanah air karena menunjukkan kerinduan Nabi terhadap tempat asalnya.

Ini membuktikan bahwa mencintai tanah kelahiran bukan hanya fitrah, tapi juga memiliki landasan spiritual yang kuat dalam Islam.

2. QS At-Taubah [9]: 122 – Ilmu dan Nasionalisme dalam Satu Tarikan Nafas

"...Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya." (QS. At-Taubah: 122)

Dalam konteks kebangsaan, ayat ini mencerminkan pentingnya kontribusi ilmiah dan dakwah dalam membangun negeri. Syekh Muhammad Mahmud al-Hijazi dalam Tafsir al-Wadlih menyebut cinta tanah air sebagai kewajiban suci. Negara membutuhkan dua jenis pejuang: mereka yang membela dengan pedang, dan mereka yang berjuang dengan ilmu serta pemahaman agama.

3. QS An-Nisa [4]: 66 – Tanah Air sebagai Bagian dari Identitas Diri

"...Bunuhlah diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu! niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka..." (QS. An-Nisa: 66)

Ayat ini menunjukkan bagaimana kecintaan terhadap kampung halaman begitu dalam, sampai-sampai perintah untuk meninggalkannya terasa berat. Syekh Wahbah Az-Zuhaily dalam Tafsir Al-Munir menjelaskan bahwa ini merupakan bukti bahwa manusia secara naluriah sangat terikat dengan tanah kelahirannya. Islam menghargai dan mengakui hal itu sebagai sesuatu yang manusiawi dan bahkan mulia.

Cinta Tanah Air dalam Bingkai Islam dan Kebangsaan

Cinta tanah air bukanlah konsep asing dalam Islam. Ia bukan hanya slogan, tetapi amanah spiritual. Para ulama dulu tidak memisahkan antara agama dan negara, antara syariat dan nasionalisme. Bahkan, mereka justru menjadikan cinta tanah air sebagai bentuk ibadah—karena darinya lahir tanggung jawab sosial, solidaritas, dan semangat menjaga keutuhan bangsa.

Di tengah tantangan zaman dan perbedaan yang kian mencolok—baik dari segi etnis, bahasa, maupun agama—umat Islam di Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga persatuan dan kedamaian. Seperti pesan-pesan Al-Qur’an di atas, menjadi warga negara yang baik adalah bagian dari pengamalan iman yang sejati. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Al-Quran Cinta Tanah Air Islam dan nasionalisme




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :