Jum'at, 01/08/2025 15:48 WIB

Studi: Ritme Tidur Teratur Turunkan Risiko Penyakit Kronis

Para peneliti menggunakan population attributable fraction—metode yang mengukur seberapa besar penyakit bisa dihindari jika semua orang mengikuti pola tidur paling sehat.

Ilustrasi sedang tidur pada malam hari (Foto: Pexels/Niels from Slaapwijsheid.nl)

Jakarta, Jurnas.com - Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Health Data Science menunjukkan bahwa memiliki pola tidur yang teratur lebih berdampak pada kesehatan daripada sekadar tidur lebih lama. Para peneliti menggunakan population attributable fraction—metode yang mengukur seberapa besar penyakit bisa dihindari jika semua orang mengikuti pola tidur paling sehat.

Sebagai konteks, sekitar 30 persen kematian akibat penyakit jantung koroner di AS dikaitkan dengan merokok. Studi ini menunjukkan bahwa kebiasaan tidur juga bisa memiliki pengaruh besar yang sebanding.

Dimensi Tidur Jarang Tumpang Tindih

Analisis menunjukkan bahwa 58 persen gangguan kesehatan hanya berkaitan dengan satu aspek tidur, bukan kombinasi beberapa. Artinya, saran seperti “cukup tidur saja” sering kali melewatkan mekanisme biologis yang penting.

Mitos Tidur Terlalu Lama

Selama ini, tidur lebih dari sembilan jam dikaitkan dengan risiko stroke dan penyakit jantung. Tapi data objektif hanya menemukan satu jenis penyakit yang benar-benar berhubungan dengan durasi tidur panjang.

Faktanya, satu dari lima “long sleepers” hanya tidur kurang dari enam jam meskipun berada di tempat tidur selama sembilan jam. Setelah menghapus peserta yang salah diklasifikasikan, hubungan antara tidur lama dan penyakit jantung menghilang—membebaskan kekhawatiran bagi mereka yang memang tidur cukup lama secara alami.

Ritme Tubuh Lebih Penting dari Lama Tidur

Mengapa regularitas lebih penting? Karena ritme sirkadian tubuh—jam biologis internal—mengatur hormon, metabolisme, dan sistem imun dalam siklus harian.

Dua indikator dari alat pelacak pergelangan tangan, yaitu relative amplitude (perbedaan aktivitas siang dan malam) dan interdaily stability, mampu memprediksi penyakit seperti gagal ginjal dan COPD. Penanda inflamasi seperti CRP bahkan menjelaskan sebagian hubungan biologis tersebut.

Perubahan Kecil, Dampak Besar

Kebiasaan kecil seperti bangun di jam yang sama setiap hari, meredupkan lampu sebelum tidur, dan menghindari kafein serta layar di malam hari bisa membantu menjaga irama tubuh tetap stabil.

Menurut ahli saraf tidur Matt Walker, "Regularitas adalah kunci untuk kualitas tidur yang berkelanjutan." Studi juga menunjukkan bahwa jadwal kerja shift yang mengikuti arah jam biologis (misalnya, dari pagi ke sore ke malam) bisa mengurangi kelelahan dan menurunkan tekanan darah hanya dalam beberapa minggu.

Ke Depannya

Meski studi ini belum melibatkan semua kelompok usia dan tidak bisa mengukur aktivitas otak secara langsung, data yang besar mendukung pentingnya tidur teratur sebagai bagian dari pola hidup sehat—setara dengan makan bergizi dan olahraga.

Uji coba sedang dilakukan untuk melihat apakah intervensi seperti notifikasi ponsel, filter cahaya malam, atau aturan kebisingan bisa menurunkan risiko penyakit akibat tidur tidak teratur. Jika berhasil, mungkin alarm yang konsisten adalah obat murah berikutnya. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Pola Tidur Tidur idak teratur Risiko Penyakit Kronis Ritme Sikardian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :