
Bendera bajak laut Monkey D. Luffy dari manga One Piece nampak dikibarkan dalam aksi menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada (Foto: (CNN Indonesia/ Taufiq Hidayatullah)
Jakarta, Jurnas.com - Belakangan ini, bendera bajak laut dari anime One Piece menjadi perbincangan. Dalam media sosial bendera ini nampak ramai menghiasi truk, motor, balkon rumah warga, hingga foto profil WhatsApp. Tak sekadar hiasan, simbol tengkorak bertopi jerami itu muncul dan menarik perhatian.
Fenomena ini bukan hanya tren visual tanpa arti. Bagi banyak penggemar, bendera itu menyimpan makna yang kuat dan personal.
Dikutip dari berbagai sumber, dalam dunia One Piece, bendera bajak laut bukan hanya penanda kapal yang berlayar di Grand Line. Ia adalah lambang identitas, impian, dan tekad dari kru yang mengibarkannya.
Setiap desain Jolly Roger dibuat dengan karakteristik unik, menggambarkan jiwa kelompok yang mewakilinya. Karena itu, simbol tengkorak ini lebih dari sekadar gambar menyeramkan.
Simbol tersebut paling dikenal melalui Kru Topi Jerami pimpinan Monkey D. Luffy. Dalam cerita, Jolly Roger mereka menjadi panji kebebasan yang menolak tunduk pada aturan yang menindas.
Salah satu momen paling penting dan bersejarah dalam ceria ialah ketika Luffy membakar bendera Pemerintah Dunia di Enies Lobby. Ia melakukan itu untuk menyelamatkan Nico Robin, rekannya yang dianggap ancaman karena mencoba mengungkap sejarah dunia.
Pemerintah Dunia digambarkan sebagai kekuatan global yang otoriter dan menekan siapa pun yang melawan sistem. Maka, tindakan Luffy itu menandai penolakan total terhadap kekuasaan yang dianggap tidak adil.
Bendera mereka pun menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan. Jolly Roger tidak lagi hanya mewakili bajak laut, tapi juga semangat melawan penindasan.
Nilai itu kembali ditunjukkan di Negeri Wano, ketika Luffy mengalahkan Kaido yang telah menindas rakyat selama dua puluh tahun. Setelah kemenangan itu, Luffy menolak disebut pahlawan dan memilih tetap anonim.
Namun Kozuki Momonosuke, pemimpin baru Wano, justru mengibarkan bendera Topi Jerami di wilayahnya. Ia ingin dunia tahu bahwa negeri itu kini berada dalam perlindungan, bukan penjajahan.
Di sini, bendera Luffy berfungsi sebagai tanda politik yang mengusung makna kemerdekaan. Ia menjadi simbol bahwa Wano bukan lagi wilayah yang bisa dikuasai semena-mena.
Relevansi cerita ini terasa nyata di mata generasi muda. Kisah persahabatan, kesetiaan, dan keberanian melawan ketidakadilan membuat One Piece lebih dari sekadar hiburan.
Sejak terbit pada 1997 dan tayang di Indonesia awal 2000-an, penggemar One Piece terus tumbuh, terutama di kalangan milenial dan Gen Z. Mereka menyerap nilai moral dari kisah Luffy dan krunya dengan penuh semangat.
Karena itu, saat bendera Topi Jerami muncul di jalanan, ia tak hanya mencerminkan budaya pop. Ia juga menjadi simbol idealisme dan kejujuran dalam dunia yang semakin rumit.
Jolly Roger, dalam konteks ini, menjadi simbol tentang keberanian memilih jalan sendiri. Ia mengingatkan bahwa bahkan "penjahat" pun bisa menjadi pembela, selama berpihak pada kebenaran.
Fenomena viralnya bendera One Piece tak bisa dilepaskan dari makna tersebut. Bagi banyak orang, ini adalah wujud semangat untuk terus bermimpi dan membela apa yang mereka yakini.
Bendera bajak laut itu pun berubah menjadi panji kehormatan, bukan sekadar atribut karakter fiksi. Di dunia nyata maupun fiksi, simbol bisa melampaui bentuknya dan menjadi penanda nilai-nilai yang patut diperjuangkan. (*)
KEYWORD :Bendera One Piece HUT RI Jolly Roger Viral