Rabu, 30/07/2025 02:37 WIB

Hari Bakti TNI AU ke-78, Sejarah dan Makna di Baliknya

Hari Bakti TNI AU ke-78, Sejarah dan Makna di Baliknya

Hari Bakti TNI AU ke-78 (Foto: TNI AU/RRI)

Jakarta, Jurnas.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) memperingati Hari Bakti ke-78 pada 29 Juli 2025 dengan semangat reflektif atas sejarah pengorbanan para pahlawan udara. Momentum ini menjadi penanda keteguhan TNI AU dalam menjawab tantangan zaman dengan keteladanan para pendahulu.

Dikutip dari berbagai sumber, Peringatan ini mengangkat tema “Dengan Meneladani Semangat Juang Para Pendahulu, TNI AU Siap Mewujudkan Angkatan Udara yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis Menuju Indonesia Maju”. Tema tersebut tak sekadar slogan, melainkan arah gerak TNI AU dalam membangun kekuatan yang selaras dengan tuntutan era modern.

Sejarah Hari Bakti TNI AU

Sejarah Hari Bakti TNI AU berakar pada peristiwa heroik 29 Juli 1947. Saat itu, tiga kadet udara melakukan serangan udara terhadap basis militer Belanda di Semarang, Ambarawa, dan Salatiga sebagai respons atas Agresi Militer Belanda.

Dengan bermodal satu pesawat Guntei dan dua Cureng, mereka lepas landas dari Maguwo saat fajar menyingsing. Usai menuntaskan misi, mereka kembali ke markas dengan terbang rendah demi menghindari deteksi musuh.

Namun pada sore harinya, Belanda membalas dengan serangan brutal yang menargetkan pesawat Dakota pembawa bantuan kemanusiaan. Serangan tersebut menewaskan tiga tokoh penting TNI AU: Agustinus Adisutjipto, Abdulrachman Saleh, dan Adi Soemarmo.

Makna Hari Bakti TNI AU

Makna Hari Bhakti TNI AU tidak hanya terletak pada penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga sebagai refleksi mendalam tentang nilai pengabdian, keberanian, dan loyalitas prajurit udara dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Momentum ini mengingatkan bahwa kemerdekaan Indonesia tak lepas dari pengorbanan para ksatria langit yang rela menukar masa mudanya dengan kemerdekaan rakyat. Hari Bhakti menjadi simbol keteladanan, bahwa kekuatan militer sejati bukan hanya soal senjata, tapi juga semangat juang dan keberpihakan terhadap kemanusiaan.

Di sisi lain, peringatan ini juga bermakna sebagai pemacu profesionalisme dan inovasi TNI Angkatan Udara di era modern. TNI AU menjadikan Hari Bhakti sebagai titik tolak untuk terus membangun kekuatan yang adaptif, modern, dan relevan dalam menghadapi ancaman multidimensi.

Sebagai bentuk penghormatan, ketiganya kini diabadikan sebagai nama pangkalan udara serta dikenang di Monumen Perjuangan TNI AU. Setiap peringatan Hari Bakti menjadi pengingat bahwa langit Indonesia pernah dan akan selalu dijaga dengan pengorbanan.

Rangkaian Kegiatan Hari Bakti TNI AU

Dikutip dari laman TNI AU, rangkaian peringatan tahun ini dimulai dengan doa bersama lintas agama di Lanud J.A. Dimara. Kegiatan ini mencerminkan semangat keberagaman yang menyatu dalam pengabdian.

Doa bersama digelar pada 21 Juli 2025 sebagai bentuk rasa syukur dan harapan akan kelancaran rangkaian kegiatan. Umat Islam, Kristen, dan Hindu beribadah di tempat ibadah masing-masing secara khidmat.

Ziarah rombongan juga menjadi bagian utama dalam rangkaian Hari Bakti ke-78. Di Taman Makam Pahlawan, upacara diawali dengan penghormatan, mengheningkan cipta, hingga peletakan karangan bunga oleh Gubernur AAU Marsda TNI Dr. Ir. Purwoko Aji Prabowo.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan tabur bunga di pusara para pahlawan TNI AU. Kegiatan ini sekaligus menjadi momen hening untuk mengenang jasa mereka yang telah gugur menjaga langit Tanah Air.

Satu hari sebelum peringatan, digelar tirakatan yang diisi dengan sambung rasa antara generasi senior dan junior. Tradisi ini menjadi sarana untuk menurunkan semangat perjuangan secara lisan dan emosional antar generasi penerbang.

Lima Prioritas Strategis TNI AU Hadapi Ancaman Masa Kini

Tepat pada 29 Juli, upacara peringatan berlangsung di Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta, dan di seluruh satuan TNI AU di Indonesia. Upacara utama dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI M. Tonny Harjono dan dihadiri Wakil Gubernur DIY KGPAA Pakualam X.

Dikutip dari Antara dan Kompas, dalam amanatnya, Kasau menegaskan bahwa 29 Juli adalah momen penting yang merefleksikan identitas dan sejarah TNI AU. Ia juga menetapkan arah strategis untuk memperkuat postur angkatan udara di tengah perkembangan teknologi dan ancaman global.

Kasau menekankan pentingnya modernisasi alutsista dan validasi organisasi agar struktur TNI AU tetap adaptif. Ia juga mendorong pengembangan sistem operasi terintegrasi berbasis digital.

Tak kalah penting, penguatan kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas utama. Selain itu, TNI AU diharapkan berkontribusi aktif dalam mendukung kebijakan nasional melalui sinergi lintas sektor.

Sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat, TNI AU menggelar kegiatan bakti sosial di Kabupaten Pandeglang. Renovasi fasilitas umum, pengobatan massal, serta pembagian sembako untuk 2.850 warga menjadi bukti hadirnya TNI AU di tengah rakyat.

Sementara itu, napak tilas penerbangan ke tiga kota—Ambarawa, Semarang, dan Salatiga—juga dilaksanakan pagi tadi. Penerbangan ini menapak ulang jejak perjuangan para kadet yang menggetarkan langit Indonesia 78 tahun silam.

Dengan seluruh rangkaian kegiatan ini, Hari Bakti TNI AU bukan sekadar mengenang masa lalu. Melainkan juga mengukuhkan komitmen TNI AU sebagai kekuatan udara yang adaptif, profesional, dan senantiasa berpihak kepada rakyat. (*)

KEYWORD :

Hari Bakti TNI AU 29 Juli Hari Bakti ke-78 TNI AU




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :