Selasa, 29/07/2025 07:43 WIB

Jamur Pemakan Plastik yang Ditemukan di Amazon Kembali Viral

Jamur Pemakan Plastik yang Ditemukan di Amazon Kembali Viral 

Ilustrasi - Jamur Pemakan Plastik yang Ditemukan di Amazon Kembali Viral (Foto: Tangkapan layar/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Fenomena jamur pemakan plastik Pestalotiopsis microspora kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Meski penemuan jamur ini sudah lebih dari satu dekade lalu, informasi soal kemampuannya mengurai plastik kembali viral dan menarik perhatian publik luas.

Isu ini mencuat setelah sejumlah akun media sosial TikTok membagikan video dan cuplikan artikel yang menjelaskan bagaimana jamur ini mampu mengurai plastik poliuretan bahkan di kondisi tanpa oksigen. 

Popularitas topik ini juga mendorong diskusi lebih dalam terkait pengembangan teknologi berbasis jamur dalam pengelolaan limbah. Meski masih dalam tahap penelitian, jamur ini dianggap potensial sebagai bagian dari solusi pengurangan sampah plastik secara ramah lingkungan.

Pestalotiopsis microspora ditemukan pada 2011 oleh tim mahasiswa Yale University dalam sebuah ekspedisi ke Ekuador. Dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Applied and Environmental Microbiology, jamur ini terbukti mampu mengurai poliuretan — sejenis plastik sintetis yang banyak digunakan dalam produk industri.

Yang membuatnya istimewa, jamur ini dapat hidup dan mendegradasi plastik bahkan dalam kondisi anaerob, atau tanpa oksigen. Kondisi tersebut meniru lingkungan tempat pembuangan akhir, di mana sebagian besar sampah plastik menumpuk selama bertahun-tahun bahkan ratusan tahun. Jamur ini juga disebut-sebut bisa dikonsumsi. Keistimewaan tersebutlah yang memantik sebagian publik digital untuk menginformasikan dan mendiskusikannya.

Dalam video yang diunggah akun bernama Jurnalis Bercerita, ditampilkan foto sepotong botol plastik yang nampak dimakan jamur berwarna putih kehijaun, lengkap dengan narasi: "`Pestalotiopsis microspora` Bisa Hidup tanpa Oksigen, ilmuan Temukan Jamur Pemakan Sampah Plastik di Hutan Amazon".

Akun lain seperti awriell juga ikut meramaikan. Dalam video berdurasi 43 detik, dipaparkan penemuan jamur plastik ini bisa jadi solusi pengurai limbah, namun disebut-sebut juga jika jamur ini dilepas ke alam bebas tanpa dikntrol bisa ngunyah plastik di rumah seperti kabel alat elektronik, mobil bahkan rumah.

Viralnya isu jamur pemakan plastik belakangan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin haus akan solusi konkret terhadap krisis lingkungan, terutama yang datang dari pendekatan alami dan inovatif.

Fenomena ini juga mencerminkan bahwa kesadaran publik soal dampak sampah plastik sudah masuk ke ranah yang lebih luas, tidak lagi terbatas di komunitas ilmiah atau pegiat lingkungan. Ketika topik seperti enzim jamur atau pengurai plastik bisa viral di media sosial, itu artinya audiens umum siap diajak bicara soal sains — asal disampaikan dengan cara yang relevan dan mudah dipahami.

Sementara itu, meski penemuan ini sudah berlangsung cukup lama, riset lanjutan terhadap potensi biologis jamur tersebut masih terus berkembang. Sejumlah studi dalam satu dekade terakhir menelusuri lebih dalam struktur enzim yang diproduksi jamur dan bagaimana cara kerjanya dalam memutus rantai kimia plastik.

Namun hingga kini, belum ada penerapan massal atau teknologi berbasis Pestalotiopsis yang digunakan secara luas. Tantangan utama masih berkisar pada efisiensi, waktu dekomposisi, hingga stabilitas organisme dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

Meski demikian, minat terhadap solusi berbasis jamur terus tumbuh seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya pendekatan ekologis dalam penanganan limbah. Banyak peneliti juga mulai melirik spesies jamur lokal lain yang mungkin memiliki kemampuan serupa atau bahkan lebih adaptif terhadap kondisi tropis.

Dalam konteks perubahan iklim dan pencemaran plastik mikro yang makin meluas, eksplorasi terhadap jamur pemakan plastik menawarkan arah baru dalam pencarian solusi. (*)

 
KEYWORD :

Jamur Pemakan Plastik Pestalotiopsis Microspora Amazon Viral




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :