Presiden Joko Widodo saat berpidato terkait kebijakan Tax Amnesty
Jakarta - Pertengahan jalan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla bukannya semakin membaik, malah semakin meragukan. Bahkan dianggap sangat berbahaya dan sudah tidak konsisten lagi dengan gembar gembor program Nawa Cita yang pernah diagungkan.
"Malah ada tendensi ingin mengacaukan kedaulatan bangsa, ekonomi dibuat morat marit, dan kepribadian bangsa malah kesannya ingin dipecah belah. Padahal, harusnya sebagai pemimpin harus mampu menjaga keseimbangan dan menganyomi semua kepentingan negara dan masyarakat," ujar Presidium Relawan Nusantara (Renusa), Andi Razak Wawo kepada jurnas.com. Dipapar Razak Wawo yang juga alumni Universitas Hasanuddin Makassar ini, pada kebijakan dalam negeri pemerintahan Jokowi masih lemah dalam menyelesaikan sengketa partai politik. Misalnya, sampai saat ini belum juga menuntaskan dualisme Partai Persatuan Pembangunan (PPP), konflik pelaksanaan Pilkada di DKI Jakarta yang menyita tenaga dan biaya, serta merusak tatanan berbangsa dan bernegara. "Kemudian dari sisi hukum, penegak hukum dari Kepolisian dan Kejaksaan belum kelihatan adanya penegakan Supremasi Hukum karena masih adanya intervensi Pemerintah dan Parlemen untuk kepentingan kelompoknya. Juga adanya pembiaran pemerintah dan parlemen untuk mengkriminal KPK," ujar Andi Razak.
Ikuti Update jurnas.com di
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
KEYWORD : Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Renusa Andi Razak Wawo Jokowi



























