Sabtu, 27/07/2024 08:54 WIB

Densus 26 Launching Rumah Penangkal Radikalisme di Madura

Koordinator Nasional Densus 26,  Kiai Umarudin Masdar menyatakan maraknya berbagai paham keagamaan baru di Indonesia semakin berdampak sistemik pada perubahan tatanan sosial kemasyarakatan.

launching rumah densus 26 Madura

Jakarta - Organisasi kemasyaratan dan keagamaan pro NKRI, Detasemen Khusus 26 (Densus 26) makin gencar melakukan kegiatan dalam rangka antisipasi maraknya paham-paham keagamaan radikal di Indonesia. Kali ini, organisasi tersebut hadir sekaligus meresmikan pusat kajian dan pelatihan di Madura yang diberi nama Rumah Densus 26.

"Dengan DENSUS 26 diharapkan dapat tercipta kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan keagamaan masyarakat yang nir fundamentalis, anarkhis, dan radikalis berkedok agama (Islam) dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Disinilah pentingnya DENSUS 26 juga perlu hadir di Madura," ujar Kordinator Nasional Densus 26 Kiai Umarudin Masdar usai meresmikan Rumah Densus 26 Madura di Sumenep, Madura, Sabtu (22/4/2017). 

Umar menyatakan maraknya berbagai paham keagamaan baru di Indonesia semakin berdampak sistemik pada perubahan tatanan sosial kemasyarakatan. Ia mencontohkan adanya ancaman bahaya dari kelompok Islam puritan yang menginginkan perubahan struktur ketatanegaraan dan pemerintahan dalam konsep khilafah. 

"Mereka masuk ke pelbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka juga semakin merangsek ke dalam sendi-sendi kehidupan beragama dan ber-ahlussunnah wal jamaah yang mayoritas dijalankan umat Islam di Indonesia. 

Tidak hanya itu, lanjut Umar, pemahaman mereka yang dangkal perihal Islam dan sunnah begitu mudah mengkafirkan golongan atau kelompok lain yang tidak sepaham. "Kecenderungan ini semakin memperlebar jurang disintegrasi, pun juga konflik dan teror di beberapa daerah acap mengemuka. Rasa aman untuk menjalankan praktik keberagamaan dan praktik sosial-kemasyarakatan lainnya tentu menjadi entry point dalam merekatkan hubungan berbangsa dan bernegara," paparnya. 

Umar menyampaikan, ancaman disintegrasi bangsa harus disikapi serius oleh banyak kalangan. Utamanya, oleh para ulama yang menjadi soko guru praktik keberagamaan dan keberagaman di Indonesia.  Ia pun menegaskan ajaran Ahlussunnah wal jamaah sebagai landasan berpikir masyarakat Islam penting kiranya diketengahkan dalam situasi yang menurutnya menghawatirkan.

"Ahlussunnah atau kelompok yang cinta melakukan sunnah nabi dapat menjadi jawaban atas segala permasalahan di negeri ini. Apalagi dibarengi dengan etika wal jamaah," ucapnya.  "Sangat jarang (atau tidak ada sama sekali) kita temui kelompok ahlussunnah wal jamaah melakukan serangkaian tindakan fanatisme kelompok dan radikalisme berdasarkan agama yang dapat merugikan orang lain," lanjut dia.

Pendidikan Khusus Da’i Ahlussunnah Wal Jamaah 1926 atau disingkat DENSUS 26 merupakan wadah progresifitas ‘kaum bersarung’ atau santri dalam menjaga keutuhan NKRI dalam bingkai ahlussunnah wal jamaah ala NU (Nahdlatul Ulama). 

 Umar menjelaskan DENSUS 26 lahir untuk memperjuangkan Islam yang benar-benar rahmatan lil alamin sebagaimana telah dipraktikkan Nabi Muhammad SAW. Rahmatan, menurut dia, bukan semata mengupayakan kesejahteraan umat. "Pun juga masyarakat yang harmoni tanpa konflik. DENSUS 26 berupaya untuk menjaga dan merawat Islam ala Nusantara yang sudah turun temurun dan menjadi bukti persandingan atau harmoni Islam dan Negara," jelasnya. 

Sementara itu, Kordinator DENSUS 26 Korwil Madura Nur Faizin Darain menambahkan organisasi yang tengah dibidaninya hendak ikut berjibaku bersama NU dan kaum nahdliyin untuk menguatkan amaliah-amaliah dan nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah di Madura. Menurutnya, Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan landasan berpikir dan berpijak masyarakat Madura yang mayoritas NU.  "Paham-paham baru tersebut yang masuk hingga ke Madura bila tidak diantisipasi dapat memunculkan benih-benih radikalisme bermasyarakat, berwarganegara, dan beragama," kata Faizin.

Faizin mengungkapkan melalui Rumah DENSUS 26 diharapkan akan tumbuh, terjaga, berkembang nalar dan praktik beragama Islam yang ahlussunnah wal jamaah. "Iya, sebagaimana telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW," pungkasnya.

KEYWORD :

Densus 26 Umarudin Masdar Madura




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :