Senin, 13/05/2024 08:02 WIB

Gerak 98 dan AMBB Bedah Buku Hitam Prabowo di Bogor

Antusiasme generasi muda Kabupaten Bogor untuk mengetahui dan memahami rekam jejak para kontestan pilpres 2024 yang akan datang cukup tinggi.

Gelaran diskusi Bedah Buku

Jurnas.com - Antusiasme generasi muda Kabupaten Bogor untuk mengetahui dan memahami rekam jejak para kontestan pilpres 2024 yang akan datang cukup tinggi.

Hal itu terpotret dari Gelaran diskusi Bedah Buku "Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi" yang di tulis oleh Buya Azwar Furqudyama di Kedai Kopi Pemuda, Cibinong Bogor, Rabu 20 Desember 2023.

Diskusi di gelar oleh Gerak98 dan Aliansi Masyarakat Bogor Bersatu (AMBB). Husni Mubarak Amir selaku Ulama Muda NU yang menjadi pembicara, mengapresiasi lahirnya buku ini.

"Kalau tidak salah buku ini terbit dua hari sebelum debat capres-cawapres 2024, ini bagian dari hak moral yang sudah dilakukan oleh Buya Azwar untuk generasi Muda Indonesia, karena Buku ini menjelaskan tentang sejarah kelam republik ini," kata Husni.

Menurutnya, ini penting untuk diketahui oleh semua orang, terutama generasi muda yang akan menjadi pewaris negeri ini. Dia mengatakan, dari buku itu masyarakat tahu apa saja yang menjadi rekam jejak dari tokoh-tokoh bangsa yang hari ini masih beredar dalam pusaran politik nasional.

"Ini informasi yang layak dikunyah oleh para calon pemilih, agar mendapat pemimpin yang berkualitas, dan tentunya rekam jejaknya tidak punya benturan dengan kasus kemanusiaan, yakni pelanggaran HAM Berat. Rekam jejak itu penting, sebagai mana firman Allah dalam Al-Qur`an," ucap Husni.

Selanjutnya, akademisi Bogor yang juga pelaku perlawanan pada tahun 1980, Mastur Thoyyib juga mengapresiasi terhadap buku itu. Menurut Mastur, ini penting untuk kaum muda sebagai pewaris  penyebaran ilmu pengetahuan.

"Saya apresiasi Buku ini sebagai warisan bagi kaum muda yang mau berfikir dan tentu saja bergerak. Ini hasil poretan ya, pemotretan bisa benar bisa salah, tapi paling tidak ini memang potret dari sejarah kelam bangsa ini. Bahkan tahun-tahun saat itu memang kita ada di bawah sepatu lars tentara, karena memang saat orba kita hidup dibawah rezim militer," jelas Mastur.

Dia menilai bahwa sejarah politik Indonesia adalah sejarah politik kekerasan militerisme.

"Hampir semua penguasa berhadapan dengan militer, baik Soekarno, Habibie, Mega sama, berhadapan dengan militer. Ini fakta sejarah...maka kita layak apresiasi Buku ini untuk menjadi rujukan literasi untuk kaum millenial... bukan hanya untuk Pemilu saja, ini sumbangan berjasa, jika ideologi militerisme hidup, maka akan menjadi ladang kekerasan dan akan dipastikan tragedi pasti terjadi," kata Mastur.

"Sudah betul sipil melalui demokrasi harus menjadi kontrol kehidupan kita. Tugas pemerintah ada dua, rasa aman dan kesejahteraan, ini tugas utamanya." imbuhnya.

KEYWORD :

Aktivis 98 Pemilu 2024 Pelanggaran HAM Buku Hitam Prabowo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :