Selasa, 05/12/2023 16:21 WIB

Intervensi Gizi Solusi Singkat Turunkan Angka Stunting

Cara ini dinilai mampu memberikan dampak dalam waktu singkat, daripada berbagai intervensi lainnya.

Direktur Analisis Dampak Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Faharuddin (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Intervensi gizi menjadi salah satu andalan pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Cara ini dinilai mampu memberikan dampak dalam waktu singkat, daripada berbagai intervensi lainnya.

Demikian disampaikan Direktur Analisis Dampak Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Faharuddin, usai membuka `Studi Kasus Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting di Kampung Keluarga Berkualitas` di Jakarta pada Selasa (26/9).

Kota Surabaya dan Provinsi Kalimantan Selatan, lanjut Faharuddin, merupakan dua contoh daerah yang berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan melalui intervensi gizi.

"Karena stunting ini kan masalah gizi. Lebih cepat dampaknya daripada intervensi yang lain. Makin kuat intervensi gizi makin kuat dia turun," terang Faharuddin kepada awak media.

Sayangnya, pemerintah daerah tak bisa serta merta hanya mengandalkan intervensi gizi. Sebab, angka stunting berpeluang kembali meningkat apabila intervensi ini sewaktu-waktu dihentikan oleh pemerintah.

Sebaliknya, ada pula intervensi dari hulu dalam bentuk edukasi kepada calon pengantin dan sosialisasi sanitasi. Namun, cara ini tidak bisa memberikan dampak instan, meski memiliki keuntungan jangka panjang atau permanen.

"Makanya, dua-duanya harus ada kombinasi. Intervensi gizi ada, edukasi ini juga dikasih. Jadi cepat turunnya dan permanen. Intervensi gizi ini kalau kita berhenti ada kemungkinan naik lagi," tegas dia.

Faharuddin menyinggung dua faktor lainnya yang menjadi penentu penurunan angka stunting, yakni keterlibatan multipihak, serta perilaku masyarakat. Sebab stunting merupakan masalah lintas sektor, maka pemerintah pusat, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah harus bekerja sama.

"Kemudian perilaku masyarakat berperan sekali. Kita koar-koar kalau perilaku masyarakat tidak berubah, susah," tutup dia.

TAGS : Intervensi Gizi Stunting BKKBN Faharuddin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :