Jum'at, 01/11/2024 06:30 WIB

Bantuan Pangan Bisa Tekan Kenaikan Harga Beras

Pemerintah terus berupaya dan konsisten dalam melaksanakan berbagai intervensi dalam rangka pengendalian harga beras

Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo usai menerima limpahan beras dari Sumatera Selatan sebanyak 494 ton.

Jakarta, Jurnas.com - Memasuki hari keempat penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan tahap kedua, Presiden Joko Widodo kembali melakukan pantauan langsung di Gudang Bulog Purwasari II di Karawang, Jawa Barat pada Kamis (14/09/2023).

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi yang turut mendampingi Presiden menyatakan optimistis program bantuan pangan beras dapat memberi tekanan terhadap laju kenaikan harga beras.

"Bantuan pangan beras tahap kedua ini dilaksanakan sampai November. Tiap bulan Bulog akan keluarkan sekitar 210 ribu ton atau itu ekuivalen dengan sekitar 7 sampai 8 persen terhadap konsumsi beras bulanan secara nasional. Dengan itu, kemungkinan dalam waktu 1 atau 2 minggu ke depan akan ada depresiasi harga beras. Kita semua harapkan demikian," ucap Arief.

Menurutnya, Pemerintah terus berupaya dan konsisten dalam melaksanakan berbagai intervensi dalam rangka pengendalian harga beras.

"Presiden meminta agar bantuan pangan beras ini dipastikan sampai ke masyarakat dan kemudian semua lini pasar harus dibanjiri beras dari stok CBP (Cadangan Beras Pemerintah). Dalam kondisi seperti ini, memang merupakan waktu yang tepat bagi Bulog untuk gelontorkan stoknya," kata  Arief.

Sebagaimana diketahui, bantuan pangan beras tahap kedua telah dirilis semenjak 11 September dengan sasaran penerima 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sebanyak 640 ribu ton beras disalurkan dan setiap KPM mendapatkan 10 Kg beras dalam tiga kali penyaluran hingga November 2023.

Adapun jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang memperoleh bantuan pangan beras dalam kegiatan hari ini di Gudang Bulog Purwasari II sebanyak 589 KPM. KPM ini berasal dari Desa Purwasari dan Desa Tamelang.

Presiden Joko Widodo saat menjumpai masyarakat mengatakan bantuan pangan beras ini untuk membantu masyarakat agar tidak begitu terdampak pada dinamika harga beras yang tengah terjadi.

"Ini kita terus melanjutkan bantuan pangan beras dari September, Oktober sampai November. Kalau perlu, lanjut kembali di Januari. 10 kilo, 10 kilo, kita berikan kepada 21,3 juta keluarga penerima, sehingga setiap bulan akan keluar dari gudang Bulog kira-kira sekitar 210 ribu ton ke masyarakat," tutur Presiden.

Presiden Jokowi juga mengaku telah memerintahkan Bulog untuk gelar operasi pasar di semua lini pasar. "Saya sudah perintahkan kepada Bulog untuk mengoperasi pasar, tidak hanya di ritel, tidak hanya grosir. (Masuk) Cipinang. Semuanya. (Pasar) minta berapapun, beri, tapi bayar," pungkas Kepala Negara.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso berkomitmen akan terus menggelontorkan beras ke pasar untuk semakin menekan pasar. "Kita gelontorkan terus, mau gak mau pedagang akan melepas, apalagi beras Bulog lebih murah dan bagus," beber Budi.

"Presiden perintahkan kita operasi pasar sampai November. Beliau juga melihat bilamana mungkin nanti (dilanjutkan) Januari, Februari, Maret digelontorkan lagi. Saya hanya melaksanakan tugas dan perintah Presiden tadi. Saya sudah siapkan semua dan jumlah beras secara keseluruhan Bulog sudah punya 2 juta ton, jadi yang sudah ada 1,6 juta ton, sisanya 400 ribu ton sedang berdatangan. Ini semua untuk kepentingan masyarakat," tambah Buwas.

Turut mendampingi kunjungan Presiden hari ini antara lain Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.

KEYWORD :

NFA Beras Bantuan Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :