
Ketua ALPHA-I, Wahyu Trianggono
Jakarta – Kebijakan kontroversial anti-imigran serta larangan masuk bagi tujuh negara Muslim asal Timur Tengah ala Presiden Amerika Serikat Donald Trump ternyata tidak berdampak langsung terhadap warga negara Indonesia (WNI), khususnya pelajar yang saat ini berada di Amerika.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Alumni Penerima Beasiswa Amerika-Indonesia (ALPHA-I) Wisnu Trianggono saat ditemui redaksi Jurnas.com di sela-sela kegiatan ALPHA-I, Jumat (24/2) di Jakarta.
“Laporan yang kami terima sampai saat ini masih aman. Namun tetap saja kami meminta agar teman-teman di sana selalu menjaga kewaspadaan, tanpa takut atau khawatir berlebihan,” kata Wisnu.
Jumlah Sumbangan Perusahaan Makanan yang Diterima Partai Demokrat Meningkat Menjelang Pilpres AS
Wisnu juga menjelaskan bahwa pemerintah lokal di Amerika juga cukup baik dalam melindungi warga asing yang sedang belajar di negaranya. Sehingga, pelajar Indonesia yang berada di Amerika dapat menjalankan kegiatannya seperti biasa, tanpa terpengaruh oleh kebijakan diskriminatif Trump.
“(Efek kebijakan anti-imigran) itu hanya berada di tingkat federal nasional, sedangkan pemerintah lokal sangat supportif. Mereka tetap menghargai perbedaan dan tetap memberi jaminan keamanan,” tambahnya.
AS Desak Proposal Gencatan Senjata Diterima, Hamas Khawatirkan Tuntutan Pasukan Israel Tetap di Gaza
Pasca memenangkan pemilu pada November 2016 silam, Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan anti-imigran dan larangan masuk bagi tujuh negara muslim asal Timur Tengah. Tak pelak, kebijakan itu mendapakan respon keras dari masyarakat Amerika. Beberapa tindak diskriminasi setelah keputusan tersebut diambil oleh Trump, sempat menimpa imigran muslim di Amerika, salah satunya penyerangan terhadap pekerja Bandara John F Kennedy.
Kontras dengan Trump, Harris Akhiri Konvensi Partai Demokrat dengan Seruan Lawan Tirani di Seluruh Dunia
Amerika WNI Pelajar Indonesia ALPHA-I