
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo. (Foto: Ist)
JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Kelaurga Berencan Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menekankan bahwa kunci untuk mencapai desa atau kelurahan bebas stunting adalah dengan mencegah kelahiran bayi stunting baru.
"Kuncinya, kami mengajak untuk tidak menghadirkan stunting baru. Salah satu yang ditekankan adalah jarak melahirkan harus betul-betul diatur, menyusui harus sukses. Kita tahu bahwa spacing atau jarak kehamilan itu sangat berkorelasi dengan stunting," tutur Hasto.
Hal itu dikatakannya saat memberikan sambutan dan membuka kegiatan seri keempat program webinar Praktik Baik Desa atau Kelurahan Bebas Stunting (De’Best) di 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), yang telah selesai dilaksanakan pada Senin (24/7).
Kisah Pejuang Stunting di Tengah Minimnya Kesadaran Masyarakat, `Bersatu Kita Teguh Bertiga Kita Tangguh`
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti mengatakan, tujuan diadakannya webinar ini untuk menyebarluaskan informasi dan mengadvokasi para pemimpin daerah agar meningkatkan kepedulian mereka terhadap keselamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Kegiatan ini bertujuan menyebarluaskan informasi Praktik Baik Desa atau Kelurahan, kemudian mengadvokasi para pengambil kebijakan di daerah, para pimpinan di daerah untuk meningkatkan kepedulian terhadap keselamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk mencapai Indonesia Emas 2045," ucap Nopian.
Acara webinar ini turut dihadiri Elizabeth Argo selaku Seksi Sosial Bhayangkari. Dia menyampaikan bahwa Bhayangkari mendukung setiap kebijakan pemerintah untuk ikut berperan dalam membantu percepatan penurunan stunting melalui kegiatan posyandu Kemala, yang sampai saat ini sudah mempunyai binaan kurang lebih 574 posyandu.
"Dalam setiap kunjungan kerja seluruh Indonesia, ibu Ketua Umum Bhayangkari selalu menyelipkan kegiatan pemberian bantuan makanan tambahan bergizi kepada anak stunting dan memberikan edukasi kepada para orang tua yang memiliki balita serta ibu hamil tentang pengetahuan dan pencegahan anak stunting. Semoga usaha Bhayangkari ini dapat sedikit membantu mewujudkan desa dan kelurahan bebas stunting," pungkasnya.
Program De’Best di 1000 HPK sendiri merupakan praktik baik desa atau kelurahan bebas stunting dalam penyelamatan 1000 HPK untuk mencegah dan menurunkan angka stunting dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Termasuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, bahwa percepatan penurunan stunting dilaksanakan secara holistik integratif dan berkualitas melalui koordinasi sinergi dan sinkronisasi di antara kementerian atau lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten atau kota, pemerintah desa dan pemangku kepentingan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100% di tahun 2024.
Inovasi dan Kebijakan
Agenda webinar Praktik Baik De’Best di 1000 HPK Seri 4 ini dihadiri empat kepala desa atau lurah bebas stunting untuk menyampaikan inovasi dan kebijakan di masing-masing desa/kelurahan sebagai best practice atau praktik baik dalam penanganan stunting.
Keempat desa dan kelurahan itu meliputi Desa Jelarai Selor, Desa Mentuda, Desa Maibo, dan Fesa Purwajaya.
Bupati Bulungan Syarwani mengatakan bahwa angka stunting di daerahnya turun. "Komitmen pemerintah daerah Kabupaten Bulungan terkait upaya penurunan angka stunting kuat," ujar Bupati.
Sejak tahun 2022, berdasarkan data yang dirilis EPPBGM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), prevalensi stunting daerah tersebut sebesar 18,9%, menurun 4% dari tahun 2021. Update pada Mei 2023 sudah berada di angka 11,22%.
Bupati juga mengatakan bahwa pemerintah Kabupaten Bulungan bekerjasama dengan Universitas Kaltara melakukan launching Program Mahasiswa Peduli Stunting pada tanggal 24 Juli 2023 dengan membentuk posyandu remaja sebagi upaya pencegahan stunting.
Pemaparan dilanjutkan dari Desa Mentuda, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, diwakili Khaidir selaku sekretaris desa. Diketahui bahwa angka stunting di Desa Mentuda pada 2022 sebesar 9,35%, turun menjadi 7,39% tahun 2023.
Maratul Soliha selaku Ketua TP PKK Kabupaten Lingga turut mengungkapkan bahwa jajarannya senantiasa mendukung dan siap bekerja keras. Dimulai melalui kerjasama akademisi yang sudah dilakukan sejak tahun 2022.
Dia juga menuturkan bahwa PKK Kabupaten Lingga telah berhasil membagikan 10.000 bibit cabe di seluruh desa. Bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi keluarga.
Adapun gerakan inovasi yang dilakukan Desa Mentuda antara lain Bersembang Sehat yang meliputi kegiatan kunjungan petugas posyandu ke rumah dan pemberian tablet tambah darah (TTD) serta vitamin. Lalu kegiatan Demo Masak Gerakan Anti Stunting (Desa Gasing) untuk pemenuhan gizi ibu hamil, dan Lambung Pangan Masyarakat (Lampam). Kegiatan ini sebagai upaya pemkab mendorong penurunan angka stunting.
Pemaparan berikutnya disampaikan Sudin Simurut dari kampung Maibo distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Dia melaporkan bahwa tahun 2023 angka stunting di wilayahnya menurun sebesar 11,1% berdasarkan data EPPBGM Mei 2023.
Praktik baik yang dilakukan oleh Kampung Maibo ini meliputi update data cegah balita stunting, program dapur sehat (tata boga) yaitu pemberian makanan bergizi berimbang pada balita stunting, budidaya lele dan peternakan sapi sebagai kegiatan ketahanan pangan dan pemenuhan kebutuhan protein bagi keluarga berisiko stunting, dan pemberian tablet tambah darah.
Terdapat pula program CSR oleh PT Petrosea yang meliputi pembangunan satu unit Polindes dan satu unit sekolah dasar di Kampung Maibo dengan nominal bantuan Rp 350.000.000.
Terakhir, dilanjutkan oleh Anwar selaku Plh. Kades di Desa Purwajaya, Kecamatan Luwajaya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Dia melaporkan bahwa prevalensi stunting di daerahnya tahun 2022 sebesar 7,02%, dan pada tahun 2023 turun menjadi 2,43%.
Sementara itu, untuk jumlah balita yang terindikasi stunting atau kurang gizi pada periode 2020-2023, menunjukkan pada 2020 terdapat 36 balita, tahun 2021 sebanyak 15 balita, tahun 2022 sebanyak 26 balita, dan pada 2023 sebanyak sembilan balita dengan jumlah total 370 balita yang ada di Desa Luwajaya.
Inovasi yang dilakukan Desa Purwajaya yakni perencanaan dan penganggaran kegiatan, pelaksanaan kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak, pelaksanaan bulan imunisasi anak, kelas inspirasi yang melibatkan orang tua, Paud HI Gaharu sebagai lab site parenting, parenting sosialisasi cegah stuntin.
Juga pemberian bahan pokok kepada keluarga berisiko stunting dan tidak berisiko stunting, inovasi dalam upaya perbaikan ekonomi dan lingkungan, dan melakukan gotong royong membuat kolam terpal dan kandang ayam bagi keluarga berisiko stunting.
KEYWORD :Praktik Baik Desa Bayi Stunting Hasto Wardoyo Nopian Andusti