Selasa, 14/05/2024 21:48 WIB

Ekonomi Inggris Berkontraksi dampak Mogok Kerja

Ekonomi Inggris Berkontraksi dampak Mogok Kerja

Kawasan pemerintahan Inggris (Foto: Doknet)

London, Jurnas.com - Perekonomian Inggris mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen, sebagai dampak mogok kerja dan hari libur bank tambahan penobatan Raja Charles. Angka ini membuat Inggris tetap berada di jalur untuk menghindari penurunan kuartal kedua.

Menurut Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris, sebagaimana dikutip dari Reuters pada Kamis (13/7), output ekonomi turun 0,1 persen pada Mei sejak April, mengikuti pertumbuhan 0,2 persen pada bulan sebelumnya,

Semua sektor ekonomi London berkontraksi pada Mei lalu, kecuali bidang jasa yang belum menunjukkan pertumbuhan sejauh ini. Sementara itu nilai mata uang pounds naik bertahap terhadap dolar.

Kelompok bisnis mengatakan gambaran besar dari ekonomi yang hangat tetap ada, meskipun dengan tekanan inflasi memaksa Bank of England menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Pemulihan ekonomi Inggris sejak pandemi Covid-19 telah tertinggal dari sebagian besar rekan-rekannya di antara negara-negara maju utama, dengan hanya Jerman yang dilanda resesi yang bernasib buruk pada kuartal pertama tahun ini.

"Angka-angka PDB ini tidak mungkin mencegah kenaikan suku bunga lagi di bulan Agustus," kata Direktur Ekonomi ICAEW, Suren Thiru.

"Namun, mengingat jeda waktu yang lama antara kenaikan suku bunga dan pengaruhnya terhadap ekonomi riil, risiko pengetatan lebih lanjut merusak prospek pertumbuhan kami dengan mengoreksi kesalahan masa lalu secara berlebihan," imbuh dia.

Diketahui, pekerja Inggris di sektr bank, hotel, serta restoran mendapatkan libur tambahan. Namun, pemogokan terjadi di sektor kesehatan, kereta api, dan pendidikan.

KEYWORD :

Inggris Kontraksi Ekonomi Keuangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :