Jum'at, 17/05/2024 16:59 WIB

Terima Pimpinan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), HNW: Perkuat Hubungan Indonesia - Malaysia

Terima Pimpinan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), HNW : Perkuat Hubungan Indonesia - Malaysia

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan resmi delegasi pimpinan Partai Islam Se-Malaysia (PAS). (Foto: Humas MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, menerima kunjungan resmi delegasi pimpinan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) di bawah pimpinan Wakil Presiden PAS, Dato Sri Ustadz Tuan Ibrahim Bin Tuan Man dan beberapa anggota parlemen serta mantan menteri dari PAS.

Pertemuan itu di antaranya menegaskan kembali hubungan yang sangat erat antara Indonesia dan Malaysia, antara partai-partai yang ada di Indonesia dan Malaysia, dan menegaskan kembali betapa Islam dan umatnya tidak anti demokrasi, bisa kompatibel dengan demokrasi, bisa melaksanakan seluruh proses demokrasi termasuk pemilihan umum, pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota DPR. Semua proses tentang berdemokrasi ternyata bisa dilakukan umat Islam baik itu di Malaysia, dan di Indonesia.

"Tadi kita sepakat fakta bahwa Islam ajarkan moderasi, Islam sesuai dengan demokrasi, karenanya umat Islam bisa bersama kelompok-kelompok lain membangun negara dan memajukan bangsa, umat Islam bisa menghadirkan pembuktian bahwa Islam tidak anti kepada non-muslim. Islam menghormati hak-hak non-muslim," kata HNW, sapaan Hidayat Nur Wahid, usai pertemuan yang berlangsung di Ruang Delegasi Nusantara IV, Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Dari pembicaraan itu, kata HNW, salah satu yang menarik adalah pengalaman PAS yang memimpin di Kelantan selama empat periode. "Saya kira salah satu yang menarik, bahwa ternyata kalau partai Islam memenangkan pemilu, atau memimpin satu daerah sebagaimana PAS yang beberapa kali Pemilu menang di Kelantan, ternyata yang di benak banyak pihak bahwa akan terjadi diskriminasi, akan terjadi ketidakadilan, sama sekali tidak terbukti. Bahkan tadi disampaikan oleh Wakil Ketua Partai Islam se Malaysia (PAS) pengalaman PAS di Kelantan yang sudah mereka pimpin lebih dari empat periode, di sana Patung Budha yang berdiri dan tidur dan tersenyum tetap aman, nyaman, dan tidak ada yang menyentuh atau mengganggu. Rumah ibadah agama yang lain juga demikian. Warga ethnis China pun terjamin keadilan dan keamanannya,” kata HNW.

Menurut HNW, pengalaman PAS itu menegaskan kembali bahwa apa yang di”framing”kan oleh kelompok-kelompok Islamophobia bahwa Islam itu diskriminatif, anti demokrasi, anti kepada non-muslim, sama sekali tidak benar.

"Jadi, fakta-fakta semacam ini merupakan pembuktian berkelanjutan bahwa Islam tidak mengajarkan diskriminasi, Islam tetap menegaskan pentingnya keadilan, prinsip bermusyawarah, prinsip kerahmatan lil alamin karenanya penting berpihak dan berlaku adil kepada semua pihak/rakyat tanpa membedakan latar belakangnya, demi kemaslahatan bersama dan kemajuan/kemakmuran bangsa dan negara," jelasnya.

HNW menambahkan pengalaman PAS seperti itu penting terus bisa ditindaklanjuti. Hal yang perlu diketahui oleh khalayak luas di Indonesia, untuk mengkoreksi islamophobia, agar kemudian bisa menguatkan partai-partai Islam berada dalam posisi dimana keadilan bisa dilaksanakan, rahmatan lil alamin Islam bisa diwujudkan, sekaligus juga mengkoreksi salah paham pihak manapun terhadap relasi Islam/partai Islam dengan kekuasaan atau dengan politik.

"Kami bersepakat pentingnya bisa melanjutkan dan menguatkan posisioning relasi antara Islam dan demokrasi, kontribusi Umat Islam untuk memajukan bangsa dan negara, dan kemudian dengan seluruh potensinya menguatkan kehidupan berpolitik di suatu negara bagian dari saham peran untuk kuatkan hubungan antara dua negara ; Malaysia dan Indonesia. Karenanya sangat baik bila kerjasama antar kelompok-kelompok yang kemudian membangun demokrasi termasuk yang berdasar agama(Islam), untuk dilanjutkan,” sambungnya.

Dalam kesempatan itu, HNW juga menyampaikan tentang pentingnya PAS untuk membantu warga negara Indonesia di Malaysia terkait beragam masalah yang mungkin ditemui warga negara Indonesia di Malaysia, termasuk juga terkait masalah Pemilu tahun depan. Warga negara Indonesia di Malaysia jumlahnya cukup besar, yaitu sekitar 2 juta orang. Warga negara Indonesia di Malaysia yang terdaftar sebagai pemilih jumlahnya 800 ribu orang

"Seringkali warga Indonesia tidak menggunakan hak pilihnya karena tidak tahu, atau tidak mendapatkan izin, atau karena “mereka mendapat kesulitan” untuk ikut. Saya sampaikan sangat baik bila mereka (PAS) juga mengingatkan warga Malaysia bila mempunyai pekerja dari Indonesia di perkebunan sawit maupun lainnya, untuk mengizinkan warga negara Indonesia menggunakan haknya untuk melakukan pilihan pada pemilu yang akan datang," harap HNW.

"Mereka menyampaikan kesiapan untuk mengingatkan warga Malaysia bila mereka mempunyai pekerja dari Indonesia, atau mereka yang punya relasi dengan orang Indonesia yang tinggal di Malaysia, agar mengingatkan untuk mempergunakan hak pilihnya untuk dapat memilih sesuai dengan preferensi atau sesuai dengan hak yang mereka miliki," tambah HNW.

Dalam pertemuan itu Dato Sri Tuan Ibrahim Bin Tuan Man menyambut baik proses demokrasi yang ada di Indonesia dan ikut mendoakan agar Pemilu di Indonesia yang akan diselenggarakan tahun depan berjalan dengan yang terbaik, yang paling demokratis, serta berjalan untuk bisa menghadirkan pengukuhan hubungan antara Malaysia dan Indonesia.

Dalam pertemuan itu Dato Sri Tuan Ibrahim Bin Tuan Man didampingi antara lain Ustaz Muhammad Ismi Bin Taib, Dato Dr. Nik Zawawi, Ustaz Kamal Ashari, Ustaz Misbahul Munir Masduki, Awang Solahuddin Hashim. Turut hadir antara lain Ketua Fraksi PKS MPR Tiffatul Sembiring, Sekretaris Fraksi Johan Rosihan, Staf Khusus Wakil Ketua MPR Soenmanjaya, Anggota Komisi I DPR sekaligus Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Sukamta PhD, juga mantan Mentan Dr. Suswono.

KEYWORD :

Kinerja MPR Hidayat Nur Wahid Partai Islam Malaysia Diskriminasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :