Minggu, 28/04/2024 00:25 WIB

Harga Minyak Jatuh, Ini Penyebabnya

Minyak mentah Brent berjangka turun 36 sen, atau 0,5 persen, menjadi $75,60 per barel pada 0058 GMT. 

Ilustrasi kilang minyak

JAKARTA, Jurnas.com - Harga minyak jatuh pada awal perdagangan Asia pada Jumat karena kekhawatiran permintaan lebih besar daripada prospek pasokan yang lebih ketat dari produsen global, sementara investor skeptis bahwa Amerika Serikat (AS) dan Iran dapat mencapai kesepakatan nuklir.

Minyak mentah Brent berjangka turun 36 sen, atau 0,5 persen, menjadi $75,60 per barel pada 0058 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 33 sen, atau 0,5 persen, menjadi $70,96 per barel.

Kedua tolok ukur turun sekitar $1 pada hari Kamis, rebound dari kerugian mereka sebelumnya lebih dari $3, setelah AS dan Iran sama-sama membantah laporan Middle East Eye bahwa mereka hampir mencapai kesepakatan nuklir.

Untuk minggu ini, mereka berada di jalur kerugian sekitar 1 persen dan kerugian minggu kedua. Harga minyak naik awal pekan ini menyusul janji Arab Saudi pada akhir pekan untuk pengurangan produksi yang dalam, tetapi mereka memangkas kenaikan setelah meningkatnya stok bahan bakar AS dan data ekspor China yang lemah.

"Tampaknya, pasar masih skeptis tentang kesepakatan nuklir AS-Iran," kata Satoru Yoshida, seorang analis komoditas Rakuten Securities.

Ada tekanan naik dan turun pada harga, katanya, dengan kekhawatiran atas pasokan yang lebih ketat dan ekspektasi permintaan yang lebih tinggi karena As semasuki musim mengemudi diimbangi oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga AS lebih lanjut dan lambatnya permintaan bahan bakar China.

"Harga minyak diperkirakan akan bertahan di kisaran sekitar 3 dolar di atas dan di bawah 70 dolar AS untuk WTI dalam waktu dekat," kata Yoshida.

AS dan Iran pada Kamis (8/6) sama-sama membantah laporan bahwa mereka mendekati kesepakatan sementara di mana Teheran akan mengekang program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi yang akan mencakup ekspor hingga 1 juta barel minyak per hari.

Namun, beberapa analis mengatakan, harga minyak bisa terangkat jika Federal Reserve AS melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada 13-14 Juni. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan tidak ada kenaikan pada pertemuan tersebut.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Amerika Serikat Harga Minyak Dunia Hubungan Iran AS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :