Jum'at, 26/04/2024 05:45 WIB

Rencanakan Kehamilan Agar Bayi Tidak Lahir Cacat

Diungkapkan Hasto bahwa ibu-ibu muda yang hamil, sering tidak tahu jika dirinya hamil. Sampai pada saat jika terasa perutnya sakit dan mual-mual mereka meminum obat-obatan seperti tetracycline ataupun antasida.

Ilustrasi perempuan hamil. (Foto: Graytvinc)

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menekankan pentingnya perencanaan dan pemeriksaan kehamilan untuk mencegah stunting dan menghindari bayi lahir dengan bibir sumbing.

Diungkapkan Hasto bahwa ibu-ibu muda yang hamil, sering tidak tahu jika dirinya hamil. Sampai pada saat jika terasa perutnya sakit dan mual-mual mereka meminum obat-obatan seperti tetracycline ataupun antasida.

"Ada ibu hamil mual-mual tapi enggak tahu kalau hamil, minum antasida. Akhirnya apa? karena antasida itu membuat bibir sumbing, lahirnya bibirnya sumbing," kata Hasto pada Kegiatan Konsolidasi Program Bangga Kencana dan Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (5/6).

Selama ini, kata Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, masih banyak ibu-ibu muda yang baru melakukan pemeriksaan ke dokter setelah telat dua hingga tiga minggu.

 

"Malah ada yang datang ke saya, ini kapan menstruasi yang terakhir? Jawabnya, saya lupa terserah dokter aja lah. Loh yang menstruasi dia kok saya yang diminta untuk menentukan. Kalau dua atau tiga bulan itu sudah besar (janin) sekali. Sudah 12 minggu," jelas Hasto.

"Ada orang hamil yang nggak tahu dia hamil. Telat satu atau dua minggu. Karena tidak tahu dan tidak direncanakan, si ibu minum tetracycline. Anaknya lahir, setelah umurnya 6 bulan giginya coklat karena pengaruh tetra itu giginya keropos dan coklat. Padahal suaminya giginya putih, istrinya juga giginya putih," sambung dia.

Hasto juga menjelaskan usia-usia kehamilan ibu rentannya pada usia 30 tahun ke atas, dikarenakan pembuluh darahnya sudah menyempit. Ini juga alasannya yang membuat perempuan mudah bungkuk dari pada laki-laki, karena setelah menopause hormon estrogennya hilang, dan sel telur pun sudah tidak ada lagi.

Terkait program percepatan penurunan stunting, Hasto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menargetkan prevalensi 14 persen pada 2024.

"Di Sidoarjo ini bisa nanti 2024, kalau terus jauh ke bawah 14 persen karena tadi juga sudah menyampaikan air bersihnya diperbaiki dan seterusnya saya ingin gerakan yang luar biasa. Lalu pola asuh, ya kurang asupan lah mungkin ASI-nya kurang bagus kurang cukup diberi ASI kemudian mungkin makanannya kurang bagus kurang protein hewani," ujar dia.

Sementara itu Wakil Bupati Sidoarjo, H. Subandi, SH menyampaikan dalam sambutannya mengatakan, pemeirntah Sidoarjo telah melakukan pendekatan keluarga dalam percepatan penurunan stunting.

"Pendekatan keluarga yang dimaksud yaitu pendekatan meningkatkan kualitas pelayanan yang pada kelompok kualitas mencakup calon pengantin, ibu hamil dan ibu menyusui bagi anak berusia 0-59 bulan dalam upaya sosialisasi Program Bangga Kencana," tutur dia.

Pihaknya juga telah membentuk 1.604 tim pendamping keluarga dengan total 4412 orang yang terdiri dari tiga unsur yakni bidan, kader PKK, dan kader KB. Secara umum tugas mereka adalah melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas pendampingan keluarga.

"Peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) meliputi memberikan penyuluhan fasilitasi layanan rujukan, fasilitasi penerimaan program bantuan sosial," kata Subandi.

KEYWORD :

Kehamilan Tak Direncanakan Hasto Wardoyo BKKBN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :