
Ilustrasi kilang minyak
JAKARTA, Jurnas.com - Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina menuturkan bahwa negaranya akan membeli minyak Rusia jika ditawarkan dengan harga yang terjangkau.
Harga komoditas, termasuk minyak, telah melonjak secara global selama setahun terakhir dan Dhaka sedang berjuang untuk mempertahankan cadangan mata uang asing yang semakin menipis dan menopang perekonomiannya yang goyah.
"Jika komoditas itu ditawarkan dengan harga yang terjangkau, tentu kami akan membelinya. Mengapa tidak?", kata dia saat ditanya tentang kemungkinan membeli minyak Rusia selama Forum Ekonomi Qatar, seperti dikutip dari Russia Today.
Mahasiswa Bangladesh Berencana Bentuk Partai Baru untuk Cegah Pemerimtahan Otoriter Berulang
Dia mencatat bahwa Bangladesh mempertahankan kebijakan hubungan persahabatan dengan semua negara dan tidak akan memihak untuk mengisolasi Rusia atas operasi militernya di Ukraina, menambahkan bahwa negaranya tidak akan pernah memainkan peran partisan di dunia.
"Kita sedang membangun negara kita, kita harus memenuhi kebutuhan rakyat kita dan kita harus membangun negara agar rakyat kita memiliki kehidupan yang lebih baik," jelas Hasina.
Dhaka membeli minyak terutama dari negara-negara Timur Tengah termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berdasarkan kesepakatan jangka panjang. Tetapi dengan melonjaknya biaya energi dan kenaikan harga bahan bakar di Bangladesh, minyak Rusia terlihat menarik dan telah dibeli oleh negara tetangga seperti India dengan diskon besar-besaran.
"Di mana pun (minyak) tersedia dan siapa pun yang memberi kami harga yang nyaman, pasti kami akan memanfaatkannya," kata Hasina, seraya menambahkan bahwa Bangladesh juga melihat semua “jalan”, termasuk energi terbarukan dan matahari.
Bangladesh Sheikh Hasina Minyak Rusia