Jum'at, 01/11/2024 07:30 WIB

Ukraina Sebut Minsk Jadi Sandera Nuklir Rusia

Putin mengatakan langkah itu mirip dengan Amerika Serikat (AS) yang mentransfer senjata ke sekutu.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada mitranya dari Belarusia Alexander Lukashenko bahwa Rusia akan segera menempatkan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir di Belarus. (Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Ukraina mengatakan Rusia mengambil Minsk sebagai "sandera nuklir" setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan pengerahan senjata nuklir taktis ke Belarusia.

Putin, yang telah mengeluarkan peringatan terselubung bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terancam, mengatakan langkah itu mirip dengan Amerika Serikat (AS) yang mentransfer senjata ke sekutu.

"Kremlin mengambil Belarusia sebagai sandera nuklir," tulis sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, di Twitter.

Dia menambahkan bahwa langkah tersebut merupakan langkah menuju destabilisasi internal negara.

Pada Sabtu, Putin mengumumkan Rusia akan menempatkan senjata nuklir taktis ke tetangga dan sekutu Belarus "tanpa melanggar perjanjian internasional kami tentang non-proliferasi nuklir".

Penasihat Presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak pada Minggu menuduh pemimpin Rusia itu melanggar kewajiban tersebut. "(Putin) mengakui bahwa dia takut kalah dan yang bisa dia lakukan hanyalah menakut-nakuti," kata Podolyak juga di Twitter.

Orang kuat Alexander Lukashenko, yang telah berkuasa di Belarusia selama hampir 30 tahun, adalah sekutu utama Putin. Pada Februari 2022, Minsk mengizinkan Kremlin melancarkan invasi ke Ukraina dari wilayah Belarusia.

Kekhawatiran telah meningkat bahwa Belarus dapat bergabung dalam ofensif sekutunya, tetapi Lukashenko mengatakan dia akan melakukannya hanya jika diserang.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan Sabtu, Putin mengatakan langkah untuk mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarus bukan hal yang aneh. "AS telah melakukan ini selama beberapa dekade. Mereka telah lama menempatkan senjata nuklir taktis mereka di wilayah sekutu mereka," kata Putin.

Putin mengatakan dia berbicara dengan Lukashenko dan berkata "kami setuju untuk melakukan hal yang sama."

Rusia akan memulai pelatihan awak pada 3 April dan berencana menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan khusus untuk senjata nuklir taktis pada 1 Juli.

Putin sebelumnya mengatakan ketegangan nuklir "meningkat" secara global tetapi Moskow tidak akan mengerahkannya terlebih dahulu.

Pemimpin Rusia itu mengatakan diskusi baru dengan Lukashenko tentang masalah itu dipicu oleh saran seorang pejabat Inggris untuk mengirim senjata depleted uranium ke Ukraina.

Rusia akan merespons jika Barat memasok Ukraina dengan amunisi semacam itu. "Rusia tentu memiliki apa yang perlu dijawab. Tanpa melebih-lebihkan, kami memiliki ratusan ribu peluru seperti itu. Kami belum menggunakannya," kata dia.

Dia mengatakan senjata itu "dapat diklasifikasikan sebagai yang paling berbahaya dan berbahaya bagi manusia... dan juga bagi lingkungan".

Amunisi depleted uranium sangat efektif untuk menembus pelat baja, tetapi penggunaannya masih kontroversial. Logam itu beracun bagi tentara yang menggunakan senjata dan warga sipil di daerah tempat mereka ditembakkan.

Sumber: AFP

KEYWORD :

Perang Rusia Ukraina Vladimir Putin Nuklir Taktis ke Belarusia Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :