Senin, 29/04/2024 18:51 WIB

Fahri Hamzah: Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Merenggut Kedaulatan Rakyat

Kalau sistem (pemilu) terbuka itu ada prinsip kedaulatan rakyat, karena dalam demokrasi, teorinya penerima mandat itu individu-individu. Tidak boleh rakyat ditorpedo oleh kedaulatan politik tertutup.

Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora, Fahri Hamzah dalam diskusi bertajuk ‘Menakar Peluang Indonesia Menjadi Super Power Baru Dunia ‘di Mataram, Nusa Tenggara Barat. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Sistem pemilihan umum (Pemilu) proporsional tertutup hanya akan menjadikan partai politik (Parpol) sebagai ‘peternak’ politisi, dan merenggut kedaulatan rakyat.

Hal itu sebagaimana diutarakan Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora, Fahri Hamzah dalam keterangan tertulis, Minggu (19/3).

“Kalau sistem (pemilu) terbuka itu ada prinsip kedaulatan rakyat, karena dalam demokrasi, teorinya penerima mandat itu individu-individu. Tidak boleh rakyat ditorpedo oleh kedaulatan politik tertutup," tegasnya.

Hal yang sama diutarakan Fahri Hamzah dalam diskusi bertajuk ‘Menakar Peluang Indonesia Menjadi Super Power Baru Dunia ‘di Mataram, Nusa Tenggara Barat, kemarin.

Lebih lanjut Fahri menyebut kalau yang ada sekarang, anggota partai politik dipilih rakyat sampai duduk di Parlemen saja banyak lupa rakyatnya. Apalagi yang dipilih itu parpol nya, tentu rakyatnya hilang.

“Tidak ada lagi rakyat, karena kita tidak tahu siapa yang kita pilih," ujar Fahri seraya menambahkan Partai Gelora meminta agar Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem pemilu proporsional terbuka, agar rakyat mengetahui sosok yang dipilihnya.

Fahri juga mengungkapkan target yang akan dicapai partai bernomor urut 7 peserta Pemilu 2024, yakni empat kursi pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 nanti. Menurutnya, target kursi itu sesuai dengan komposisi partai yang sudah siap bertarung pada Pemilu 2024.

"Doakan saja Gelora menang di NTB. Ya minimal kami bisa isi empat kursi di DPRD NTB," ucap Fahri yang juga yakin Partai Gelora mampu eksis di NTB.

Dalam kesempatan itu, Fahri Hamzah juga melontarkan kritik pedas terhadap anggota DPR RI yang suka kerjanya bagi-bagi bantuan sosial (bansos). Padahal, menurut dia, tugas bagi-bagi bansos itu bukanlah pekerjaan anggota DPR RI, tapi pekerjaan pemerintah.

"Pekerjaan anggota Dewan itu tinggi. Dia diberikan perlindungan, diberikan hak imunitas (kekebalan), diberikan gaji dan mendapat protokoler. Anggota  Dewan bertugas mengawasi kinerja pemerintah. Lah ini, kita rakyat disuruh ikut ngawasin, enak aja. Sementara mereka yang duduk di Parlemen makan gaji buta, itu nggak benar. Semua kan akhirnya tidak dapat diawasi dia," kata Fahri.

Bahkan, Fahri mengatakan, seorang anggota Dewan seharusnya bersikap oposisi terhadap pemerintah, mengkritisi kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat. Ia menyebut kader Partai Gelora akan menunjukkan sikap oposisi itu, jika di pemilu nanti terpilih dan dipercaya rakyatnya.

"Saya kira tidak ada DPR RI galak hari ini. Tapi nanti, kalau caleg (calon legislatif) di Gelora galak semua, bahkan kami sebut garis keras,” tutup Fahri Hamzah.

 

KEYWORD :

Partai Gelora Fahri Hamzah sistem proporsional tertutup Pemilu 2024




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :