Jum'at, 26/04/2024 13:57 WIB

Banyak Bisnis Start-Up Tumbang, Tandamata Indonesia Terus Berkembang Bersama UMKM

Tandamata pernah mengalami kesulitan mendapatkan akses pendanaan, namun bangkit dan bertahan hingga kini.

Tandamata start-up yang fokus pada ragam pilihan kado. (Foto; Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Bisnis start-up tak semudah yang dibayangkan. Start-up yang fokus bisnisnya menyediakan ragam pilihan kado, Tandamata Indonesia (Tandamata) juga pernah merasakan pasang surut bisnisnya. Tandamata pernah mengalami kesulitan mendapatkan akses pendanaan. Kendati demikian, Tandamata terus berpegang teguh pada misi yang ingin dibawa ke Indonesia. Disampaikan Co-Founder Tandamata, Jeffrey Hutagalung, kesuksesan perusahaan rintisan sangat bergantung pada komitmen jangka panjang bisnisnya.

“Menjalankan bisnis itu panggilan, namun mempertahankannya untuk jangka waktu yang lama itu tantangan. Ada proses jatuh bangun yang perlu dilalui. Kami di Tandamata selalu berusaha mendengarkan kebutuhan pasar ketika menjalankan bisnis. Riset pasar dan tes inovasi produk kami lakukan untuk tetap relevan dengan pasar. Ketika produk atau jasa yang disediakan dibutuhkan konsumen, maka bisnis pun bisa terus berjalan,” kata Jeffrey Hutagalung, Jumat (17/3/2023).

Menjalin komunikasi baik dengan pasar juga menjadi kunci Tandamata sejak pertama berdiri tahun 2017. Tandamata bertumbuh karena layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan vendor UMKM maupun pembelinya. Ada tim administrasi khusus yang didedikasikan untuk melayani dan mendampingi setiap vendor UMKM dalam proses jual-beli dan promosi di platform Tandamata. Strategi pemasaran ini membawa penjualan Tandamata meningkat rata-rata 40% per tahun.

“Sampai saat ini, vendor yang berhasil kami rangkul meningkat hingga 159 vendor dan kamipun kita belum melihat penurunan dari sisi penjualan. Apabila itu terjadi, kami sudah siap dengan beberapa inisiatif baru, seperti kembali mengadakan pasar kado luring dan melakukan kegiatan kolaborasi bersama beberapa vendor untuk Tandamata Superhero,” tambah Jeffrey.

Tetapi saat ditanyakan mengenai keuntungan bersih dan investor yang mendukung Tandamata Indonesia, Jeffrey menolak untuk memberikan komen lebih lanjut. Alasan utamanya adalah Tandamata Indonesia menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan konsorsium investor perusahaan, di mana kerahasiaan kinerja finansial masuk ke dalam perjanjian tersebut.

Apakah Tandamata Indonesia dan bisnis start-up lainnya bisa melewati badai finansial yang saat ini sedang terjadi? Kita tidak pernah tahu. Banyak sekali bisnis start-up bergantung dari pendanaan investor untuk menutupi biaya operasionalnya, apalagi perusahaan perusahaan yang belum mampu menghasilkan keuntungan dari kegiatannya. Banyak bisnis start-up di Indonesia yang harus gulung tikar karena masalah pendanaan.

Mitos mengenai suksesnya Steve Jobs, Elon Musk dalam membangun start-up menjadi bahan pembicaraan dan menjadi motivasi utama untuk membuka bisnis serupa. Sayangnya tidak semua perusahaan bisa bertahan dalam mencapai tujuannya. Semuanya tergantung dari produk yang ditawarkan dan besaran dana investor untuk mendukung kebutuhan finansial jangka pendek dan menengah.

Dimulai sejak tahun 2017, Tandamata Indonesia hadir sebagai pasar kado online (ecommerce) yang khusus menangani pembelian produk sebagai hadiah. Menggandeng ratusan UMKM, Tandamata Indonesia ingin turut berkontribusi positif terhadap perkembangan UMKM di Indonesia dengan memberikan wadah media promosi melalui website dan juga aplikasi Tandamata.

KEYWORD :

Tandamata UMKM Start-Up




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :