Sabtu, 20/04/2024 13:04 WIB

Percepat Peremajaan Sawit Rakyat, Mentan Syahrul Launching BABE BUN

Aplikasi BABE BUN ini bertujuan juga agar penggunaan benih ilegitim dapat diminimalisir, pemasaran/bisnis benih lebih terbuka/tidak terjadi monopoli.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Koordinasi Nasional Perbenihan Perkebunan dalam menjaga Resiliensi Perkebunan Indonesia sekaligus Deklarasi Makassar tersebut di Makassar, Kamis (16/3/2023).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo melaunching aplikasi Bank Benih Perkebunan (BABE BUN). Sistem ini bertujuan menjamin penyediaan benih perkebunan untuk mendukung upaya percepatan pelaksanaan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

"Aplikasi BABE BUN harus memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk percepatan pelaksanaan kegiatan peremajaan," ucap dia dalam Rapat Koordinasi Nasional Perbenihan Perkebunan di Makassar, Kamis (16/3).

 

Aplikasi BABE BUN ini bertujuan juga agar penggunaan benih ilegitim dapat diminimalisir, pemasaran/bisnis benih lebih terbuka/tidak terjadi monopoli, distribusi benih lebih terorganisir, petani memiliki kesempatan untuk memilih benih sesuai dengan minat dan kesesuaian lokasi.

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkebunan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perbenihan seluruh Provinsi juga idapat ikut mengawasi proses peredaran benih perkebunan untuk kegiatan peremajaan.

"Dengan launching BABE BUN, saya sangat optimis bahwa penyediaan benih perkebunan (khususnya Kelapa Sawit) untuk mendukung kegiatan PSR tersedia dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang terjamin," ucap Mentan.

Dia meminta jajaranya untuk memastikan sosialisasi penggunaan benih unggul, bersertifikat dan berlabel terus dilakukan tidak hanya untuk komoditas kelapa sawit tetapi untuk komoditas perkebunan lainnya dengan memanfaatkan berbagai media baik cetak maupun elektronik.

Memastikan juga Aplikasi BABE BUN aplikatif dan dimanfaatkan, terus lakukan upaya-upaya perbaikan, perhatikan efisiensi penggunaannya. Kehadiran aplikasi ini jangan menambah sulit dan panjangnya birokrasi PSR.

"Aplikasi BABE BUN dikembangkan untuk mendukung komoditas perkebunan lainnya tidak hanya kelapa sawit. Segera selesaikan permasalahan penjualan benih secara online, susun regulasi yang tepat dan aplikatif, dengan prinsip tetap mengedepankan azas saling menguntungkan," tandasnya.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan berupaya memperbaiki tanaman perkebunan yang telah tua/rusak/tidak menghasilkan dengan penggantian tanaman melalui kegiatan peremajaan ataupun rehabilitasi.

Dalam pelaksanaanya kegiatan dimaksud memerlukan anggaran yang cukup besar mulai dari pembongkaran tanaman tua/rusak, penyediaan benih, pupuk, pestisida biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan dan lain-lain.

"Direktorat Jenderal Perkebunan sangat serius dalam menyiapkan benih tanaman perkebunan bermutu dalam rangka medukung peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing industri perkebunan. Bentuk keseriusan tersebut diwujudkan melalui sistem penyediaan, pengawasan dan peredaran benih BABE BUN," ujarnya.

Menurutnya, terobosan BABE BUN hadir agar penyediaan benih perkebunan dapat diadakan tanpa bergantung lagi APBN. Pasalnya, Skema pembiayaan untuk program peremajaan masih bergantung penuh pada anggaran dari APBN dan APBD, sedangkan anggaran APBN dan APBD terus mengalami penurunan, sementara kebutuhan anggaran untuk memperbaiki kondisi tanaman tua/rusak sangat besar.

"Kebutuhan benih dalam kegiatan budidaya tanaman perkebunan sekitar 40% dari total investasi, semakin turunnya kemampuan APBN mengakibatkan tingginya ketidakpastian anggaran untuk penyediaan benih, hal ini berakibat pada lesunya bisnis penyediaan benih dikalangan produsen/penangkar benih perkebunan," jelasnya.

KEYWORD :

BABE BUN Peremajaan Sawit Rakyat Syahrul Yasin Limpo Benih Berkualitas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :