Minggu, 28/04/2024 05:13 WIB

Empat Bank BUMN Jadi Pemegang Saham Holding BUMDes

BUMDes yang telah mampu mandiri dan maju diwajibkan membuat koperasi. Tujuannya agar BUMDes tidak hanya bermanfaat untuk membangun desa, juga memberikan dampak positif bagi masyarakat selaku anggota koperasi.

Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Sandjojo menerima Direktur Utama Bank BRI Syariah Moch. Hadi Santoso.

JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo mengatakan ada 4 bank BUMN yang akan menjadi holding Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Mandiri.

Hal tersebut disampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan Konsolidasi kementerian/lembaga dalam rangka penguatan program pembinaan penyelenggaraan pemerintah desa, pusat, dan daerah di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

“Kita akan bentuk holding yang namanya mitra BUMDes. Keuntungan akan dibagi yakni 51 persen ke mitra BUMDes, dan 49 persen ke BUMDes. Kenapa mitra BUMDes lebih besar, karena Negara harus kontrol," terangnya.

Menteri Eko juga menegaskan, BUMDes yang telah mampu mandiri dan maju diwajibkan membuat koperasi. Hal ini bertujuan, agar BUMDes tidak hanya bermanfaat untuk membangun desa, juga memberikan dampakpositif bagi masyarakatnya selaku anggota koperasi. Di mana BUMDes dan koperasi adalah dua hal berbeda yang harus benar-benar difahami.

“Kalau BUMDes keuntungannya untuk kepentingan desa seperti membangun jalan, seolah, kegiatan sosial dan lain-lain. Kalau koperasi keuntungannya untuk anggota. Karena anggota koperasi pasti akan marah kalau keuntungannya digunakan untuk membangun sekolah, jalan. Tapi koperasi dan BUMDes bisa bersinergi, kita sudah ada MoU dengan Menteri Koperasi bahwa pasca BUMDes harus ada koperasi,” terangnya.

Di sisi lain, Menteri Eko juga mensosialisasikan 4 program prioritas Kemendes PDTT di tahun 2017 ini. Di antaranya program One Village One Product (OVOP), Program BUMDes, Embung Desa, dan sarana olahraga. Tentunya, program-program tersebut juga didukung oleh program dana desa.

Program OVOP, tutur Mendes Eko, dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah desa yang hidup di bidang pertanian yakni sebanyak 82 persen. Desa-desa ini akan maju jika produk pertanian diproduksi dalam skala besar dan terintegerasi.

“Namun masih banyak desa yang belum tersentuh saluran irigasi, jadi hanya bisa panen rata-rata 1,4 kali setahun. Padahal kalau ada air bisa panen sampai 3 kali dalam setahun, sehingga terjadi produksi hingga 2 kali lipat. Oleh sebab itu sebanyak Rp20 Triliun dari dana desa akan dialokasikan untuk membuat embung,” ujarnya.

Program BUMDes sendiri dikebut sebagai upaya agar desa mampu mandiri tanpa subsidi dari pemerintah. Pasalnya, dana desa yang diberikan sejak Tahun 2015 hanya bersifat stimulus agar desa lebih maju dan mandiri. Terkait program membangun sarana olahraga di desa, adalah bertujuan untuk mempertahankan rasa kebersamaan masyarakat desa.(ADV)

KEYWORD :

BUMDes Eko Sandjojo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :