Rabu, 08/05/2024 17:02 WIB

Politik Memanas, Pertemuan Jokowi-SBY Sifatnya Urgent

Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat mendesak diwujudkan untuk meredam suhu politik yang kian mencekam.

Emrus_Sihombing

Jakarta - Direktur Eksekutif Emrus Corner, Emrus Sihombing menilai pertemuan antara Presiden Jokowi dan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat urgent dan mendesak diwujudkan. Pertemuan dua tokoh sentral politik nasional ini diyakini mampu meredam tensi politik yang semakin memanas, utamanya di Jakarta.

Menurut Emrus, pertemuan Jokowi dan SBY dapat membicarakan berbagai hal untuk menemukan solusi atas bermacam persoalan kebangsaan, termasuk dalam meredam adu domba maupun polarisasi di tengah masyarakat yang dilakukan politisi untuk kepentingan kekuasaan sesaat.

"Bila tidak ada titik temu antar berbagai kepentingan yang berbeda, situasi bisa berubah yang berpotensi memunculkan kondisi sosial politik yang saling `berhadap-hadapan` antar berbagai kelompok kepentingan di tengah masyarakat," katanya dalam release yang diterima jurnas.com, Kamis (2/2/2017).

Benturan masyarakat, lanjut Emrus, jangan sampai terjadi. Pertemuan Jokowi dengan SBY harus segera direalisasikan sesegera mungkin. Jangan sampai pertemuan baru dilakukan setelah terjadi benturan massa yang semakin terbakar oleh adudomba. "Upaya preventif jauh lebih produktif daripada menyelesaikan konflik yang sudah atau sedang terjadi," lanjutnya.

Pertemuan kedua tokoh tersebut di Istana atau di Cikeas, tambah Emrus, sangat urgent dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya agar dapat menurunkan suhu politik sehingga tercipta suasana yang kondusif di negeri ini.

"Ketika kedua tokoh ini bertemu disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia melalui media massa, saling menyapa penuh kehangatan sambil minum kopi hangat dari Sidikalang dan makan singkong goreng yang hangat pula dari kebun warga di Sukabumi, dengan tertawa riang ala Jokowi dan ala SBY sembari bergandeng tangan, ini sebagai simbol non-verbal, betapa tokoh bangsa kita menunjukkan kebersamaan dan persatuan kepada seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Bila pertemuan tersebut segera direalisasikan, tentu itu sekaligus menjadi teladan komunikasi yang disampaikan kedua tokoh bangsa tersebut kepada seluruh rakyat Indonesia.

Emrus juga menyinggung bahwa bilamana ada satu atau dua orang yang berusaha menghalangi pertemuan Jokowi-SBY, semestinya disampaikan secara langsung kepada Jokowi. Bukan disampaikan di ruang publik, sebab itu tidak produktif bagi bangsa kita.

"Bila memang ada orang yang menghalangi pertemuan, sebaiknya nama orang tersebut disampaikan oleh SBY kepada Jokowi secara langsung ketika tatap muka, sebagai ruang komunikasi privat antar mereka berdua agar Jokowi dapat "memahami" orang yang ada disekitarnya. Bukan disampaikan di ruang publik," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Emrus, sejatinya sebagai good leadership, siapapun dia, harus bijak memilah pesan komunikasi yang mana disampaikan di ruang privat, dan mana yang disampaikan di ruang publik. Inilah salah satu kecerdasan komunikasi yang mutlak dimiliki seorang pemimpin yang berkarakter kenegarawanan. (Khairul Anwar)

KEYWORD :

Emrus Jokowi SBY




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :