Jum'at, 17/05/2024 11:21 WIB

Karantina Pertanian Bantah Atur Kuota Ekspor Sarang Burung Walet

Persyaratan ekspor komoditas sarang burung walet ke Negeri Tirai Bambu harus merujuk pada protokol General Administration of Customs of the people’s Republic of China (GACC).

Sarang burung walet (Foto: radarpekalongan)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Karatina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa pihaknya tidak mengatur kuota untuk ekspor sarang burung walet (SWB).

Penegasan itu disampaikan Kepala Barantan, Bambang kepada awak media pada acara Kabarantan Ngopi Bareng Insan Pertanian, yang digelar di Gedung Barantan, Jakarta Selatan, Rabu (22/2).

"Saya tegaskan bahwa Barantan tidak memberikan kuota ekspor sarang burung walet. Jadi, Barantan hanya membimbing sampai dia (perusahan) memenuhi persyaratan untuk ekspor," tegas Bambang.

Dia mengatakan, persyaratan ekspor komoditas sarang burung walet ke Negeri Tirai Bambu harus merujuk pada protokol General Administration of Customs of the people’s Republic of China (GACC).

"Mohon maaf, seandainya Pak Menteri pertanian, Menteri Perdagangan, bahkan Presiden sudah deal dengan Presiden China, tapi ketika ada transaksi perdangan tetap kembali ke persyaratan protokol ekspor yang telah disepaki Barantan dengan GACC," tuturnya.

Bambang juga menegaskan bahwa perushaan siapa pun bisa menambah kapasitas ekspor sarang burung walet ke China. Hanya saja jika perusaan tersebut sudah mendapatkan persetujuan dari GACC.

"Perusahan-perusahan yang semakin berkembang bisa menambah kapasitasnya dengan mengusul ke Barantan apakah penambahan kapasitas sesuai dengan protokol ekspor atau tidak. Kalau sesuai baru kita usulkan ke GACC. Nanti kalau GACC setuju baru kapasitas ditambah. Jadi, Bukan kita menetapkan (kapasitas), kita hanya mengusulkan," tutur Bambang.

Bambang menjelaskan bahwa seminggu setelah bertugas menjadi Kepala Barantan, China menangguhkan (suspend) lima eksportir sarang burung karena dianggap tidak sesuai protokol yang berlaku.

"Ada lima perusahaan. Empat di antarnaya dianggap over capacity dari target yang disepkati dan satu perusahaan yang dianggap over nitrit 30 pmm. Sebagai aparatur negara, saya melakukan pembelaan terhadap perusahann yang dihukum China ini," jelas Bambang.

Bambang mengatakan, setelah memberikan penjelasan kepada otoritas China, empat perusahaan tersebut kembali diizinkan untuk melakukan ekspor, bahkan diizinkan untuk menambah kapasitas ekspor.

"Kita berikan penjelaskan bahwa tahun lalu sudah diusulkan peningkatan kapsitas, tapi usulan itu tidak dijawab tidak atau iya, sehingga kami menganggap itu sudah disetujui ketika mengekspor ke sana. GACC juga tidak menahan. Namun, kita sudah beberapa kali mengekspor, kok tiba-tiba kita dipunishment," kenang Bambang.

Penjelasan tersebut, lanjut Bambang, rupaya diterima oleh pihak Tiongkok, bahkan pihak mereka langsung melakukan pengecekan di empat perusahaan yang dikenai larangan ekspor tersebut.

"Dampak dari itu, pulang langsung menambah kasitasnya. Saya merasa senang dan bangga karena ada penambahan kapasitas yang sangat signifikan. Namun, peningkatan kapasitas itu ternyata membuat kecemburuan bagi yang lain. Karena usulan penambahan kapsitas yang lain belum disetujui tiba-tiba perusahaan yang disuspend itu justru ditambah kapsitasnya," kata Bambang.

Kemudian untuk perusahaan yang dikalaim oleh otoritas China nitrinya melebihi batas, Bambang juga menyampaikan, semua produk tersebut sudah diuji oleh Barantan dan tidak ada yang melebih nitrtnya di atas 30 ppm.

"Kami sampaikan ke sana bahwa Anda tidak benar. Ternyata produk yang Anda kirim (sampel sarang burung walet yang dikirim kembali) tidak sampai 30 ppm, akhirnya disetujui juga, tapi prosesnya 15 bulan," imbuh dia.

Kinerja Ekspor Sarang Burung Walet

Indonesia melakukan ekspor sarang burung walet 1.502 ton selama 2022.  Angka ini naik 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 1.324 ton.

Dari 2019 hingga 2022 ekspor sarang walet Indonesia terus meningkat. Pada 2019 ekspor sarang walet mencapai 1.131 ton, 2020 menjadi 1.157 ton, 2021 menjadi 1.324 ton, dan 2022 lalu mencapai 1.502 ton.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Wisnu Wasisa mengatakan, ekspor sarang walet dari Indonesia ke China juga terus naik kecuali di tahun 2021. Penurunan tersebut akibat adanya perusahaan walet yang dikenai suspensi.

"Adanya suspen di 2021, ada empat unit usaha yang disuspen itu mempengaruhi jumlah ekspor ke Tiongkok. Tapi, kumulatif jumlahnya meningkat," kata Wisnu.

Sebagai informasi, per Desember 2022 Indonesia mengekspor SBW sebanyak 1.502 ton ke berbagai negara. Berikut ini merupakan 10 negara tujuan ekspor SBW terbesar per Oktober 2022, yaitu Hongkong 596.994 kg, China 223,285 kg, Vietnam 193.038 kg, Malaysia 39.593 kg., Singapura, 36.741 kg, Amerika Serikat, 24.168 kg, Taiwan: 7.430 kg, Australia,2.106 kg, Kanada, 1.655 kg dan Prancis 217 kg

KEYWORD :

Kuota Ekspor Sarang Burung Walet Karantina Pertanian Bambang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :