Kepala Biro Perencanaan Kemdikbudristek, Vivi Andriani (Foto: Dok.Kemdikbudristek)
Jakarta, Jurnas.com - Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Vivi Andriani menyebut total anggaran atas usulan perbaikan sekolah rusak di Indonesia mencapai Rp400 triliun.
Angka itu didapatkan dari pengajuan yang disampaikan satuan pendidikan melalui aplikasi Krisna. Jumlah itu pun belum keseluruhan, karena masih ada daerah yang tidak menyampaikan laporan kerusakan sekolah dalam penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik.
"Bayangkan semua daerah mengusulkan. Angka Rp400 triliun ini pasti membengkak. Sekarang kerusakannya saja sudah Rp400 triliun untuk 2023. Dan ini tiap tahun pasti bertambah," kata Vivi dalam diskusi pendidikan bersama Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadikbud) pada akhir pekan lalu di Bogor, Jawa Barat.
"Kalau sekolah sudah tertib di DAK menyampaikan asesmen rusak, pasti angkanya lebih besar dari itu," imbuh dia.
Oleh karena itu, dia menekankan partisipasi aktif dari pemerintah daerah. Pasalnya, saat ini kewenangan penyelenggaraan pendidikan berada di tangan pemda. Sementara itu, DAK Fisik bidang pendidikan tahun ini hanya Rp15 triliun.
Untuk jenjang PAUD dan pendidikan dasar menengah (Dikdasmen) berada di bawah kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Sedangkan SMA dan pendidikan khusus ditangani pemerintah provinsi.
"Kalau dibebankan ke DAK Fisik, sampai tahun berapa bisa selesai? Ini harusnya lapornya ke daerah lebih dahulu. Daerah yang menetapkan prioritas yang mana diselesaikan lebih dahulu jika anggarannya rendah," terang Vivi.
Diketahui, pemerintah menetapkan anggaran pendidikan tahun ini sebesar Rp612,2 triliun. 50 persen dari anggaran tersebut sebesar Rp305 triliun ditransfer ke daerah untuk keperluan gaji guru, termasuk DAK Fisik bidang pendidikan sebesar Rp15,82 triliun.
KEYWORD :Sekolah Rusak Kemdikbudristek Anggaran Pendidikan Vivi Andriani
