Sabtu, 20/04/2024 14:55 WIB

Beijing: Politisi dan Media AS Coreng China Pakai Balon Mata-mata

Insiden balon tersebut mendorong Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken untuk membatalkan rencana lawatannya ke Beijing pada Jumat (3/2).

Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan benda putih besar di langit di atas Billings, Montana. Pentagon belum mengkonfirmasi foto yang menunjukkan dugaan balon mata-mata [Chase Doak/via Reuters]

JAKARTA, Jurnas.com - Beijing mengatakan media dan politisi Amerika Serikat (AS) memanfaatkan insiden balon sebagai dalih untuk menyerang dan mencoreng China.

Insiden balon tersebut mendorong Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken untuk membatalkan rencana lawatannya ke Beijing pada Jumat (3/2).

Beberapa saat sebelum keputusan untuk membatalkan kunjungan, China mengeluarkan pernyataan penyesalan yang langka dan menyalahkan angin karena mendorong apa yang disebutnya sebuah pesawat sipil ke wilayah udara AS.

Pada Sabtu (4/2), Kementerian Luar Negeri China (Kemenlu China) merilis pernyataan lain yang membahas pengumuman Blinken.

"China tidak pernah melanggar wilayah dan wilayah udara negara berdaulat mana pun," katanya. "Beberapa politisi dan media di AS menggunakan insiden (balon) sebagai dalih untuk menyerang dan mencoreng China."

Kemenlu China menambahkan, insiden itu adalah kecelakaan force majeure, dan bahwa ia selalu mematuhi hukum internasional dan menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara.

Kementerian mengatakan menjaga saluran komunikasi di semua tingkatan itu penting, terutama dalam menghadapi beberapa situasi tak terduga dengan cara yang tenang dan dapat diandalkan.

Pernyataan lebih lanjut ditambahkan sehubungan dengan perjalanan Blinken, yang akan dimulai hari Minggu dan telah dipublikasikan secara luas di Amerika Serikat: "Faktanya, baik China maupun AS tidak mengumumkan kunjungan apa pun.

"Ini adalah keputusan AS sendiri untuk merilis informasi yang relevan dan kami menghormatinya," imbuhnya.

Sumber: CNA

KEYWORD :

Balon Mata-mata Perang Dingin China Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :