Selasa, 13/05/2025 12:35 WIB

Mentan Syahrul Tegaskan Tak Main-main dengan Data Beras

Mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu menilai bahwa pondasi keberhasilan sebuah kebijakan berasal data yang akurat. Oleh karena itu, saya ingin kita jamin bahwa kita nggak main-main. 

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengaskan tidak bermain-main dengan data-data pertanian, khususnya data beras yang terkait dengan hajat hidup orang banyak.

Penegasan itu disampaikan saat melakukan singkronisasi data beras dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) di kantor Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jakarta, Selasa (31/1).

"Saya sih percaya kalau data yang diakrobatik, data ditambah-tambah bunuh diri itu. Jadi, salah satu hal yang tidak boleh diakrobatik, dipolitisasi, dan direkayasa adalah data, apalagi data pertanian karena kita berkaitan dengan hajat hidup orang banyak," tegas Syahrul.

Mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu menilai bahwa pondasi keberhasilan sebuah kebijakan berasal data yang akurat. "Oleh karena itu, saya ingin kita jamin bahwa kita nggak main-main. Ngapain mau main-main dengan beras. Kalau gagal ,ya, gagal," sambung dia.

Berdasarkan data dari BPS, kata Mentan Syahrul, luas panen periode Januari, Maret, dan April yakni 3.884.000 hektare. Dengan rincian, Januari  905.000 hektare, Februari 1.065.000 juta hektare, dan Maret 1.914.000 hektare.

Adapun berdasarkan SISCrop, luasan panen dari tujuh provinsi selama periode yang sama tahun ini seluas 2.170.000 hektare. Dengan rincian Januari 837.000 hektare, Februari 885.000 hektare, dan Maret 448.000 hektare.

"Namun, standing crop kita hanya mengcover tujuh provinsi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan. Sementara data KSA dari BPS itu sudah mencakup seluruh Indonesia. Namun, apapun itu yang penting ketersediaan cukup," kata Mentan.

Mentan Syahrul menegaskan bahwa ketersediaan beras tahun ini cukup dan sama dengan tiga tahun yang lalu, bahkan stok beras tahun ini merupakan paling besar dibandingkan 77 tahun terakhir.

"Hari ini saya dapat dari tiga sumber bahwa produktivitas kita meningkat. Tidak ada yang kurang yang ada adalah lebih dari apa yang ada. Oleh karean itu, tiga data hari ini saya ingin memasitkan bahwa produktivitas dan luas panen kita tidak ada yang terganggu," tegas dia.

Terakhir, dia juga menyampaikan bahwa data yang digunakan Kementan selama ini adalah data verifikasi dari sejumlah pemantauan yang kemudian disampaikan BPS sebagai lembaga negara dalam mengurus data Indonesia.

"Tentu saja rujukan utama yang kita pakai adalah data BPS. Tetapi data satelit yang kami miliki juga memback up. Oleh karena itu hari ini saya coba melakukan singkronisasi antara data satelit dan data standing crop yang ada, dan ternyata data standing crop kita dengan data yang dari BPS kurang lebih oke," imbuh dia.

KEYWORD :

Data Beras Syahrul Yasin Limpo SISCrop KSA BPS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :