Kamis, 25/04/2024 20:49 WIB

Creative Culture Space Optimistis Bisa Menunjang Produktivitas Para Pekerja Kreatif

Target pasar Creative Culture Space lebih dulu fokus menggarap Jakarta. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk ke depannya akan dibuka juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Grand launching Creative Culture Space di Jakarta, Jumat (27/1/2023). Foto: jurnas

JAKARTA, Jurnas.com - Creative Culture Space, sebuah studio kreatif meyakini kehadirannya bisa menjadi penunjang produktivitas para pekerja kreatif.

Demikian disampaikan oleh salah seorang pendirinya, Christmartin Hanandito, biasa disapa Aan di Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Creative Culture Space didirikan oleh lima orang, yaitu Christmartin Hanandito, Farid Irawan, Anthony Gunawan, Ario Bimo, dan Budi Rahmawan.

Mereka sepakat bahwa dunia kreatif yang berkembang pesat di Indonesia saat ini membutuhkan dukungan infrastruktur yang lengkap dan memadai.

Dalam kesempatan tersebut, Aan yang mewakili para pendiri mengatakan bahwa Creative Culture Space hadir dengan sarana dan prasarana studio yang dilengkapi dengan fasilitas yang membuat para pekerja kreatif lebih produktif untuk berkarya.

Creative Culture Space bukan sekadar gedung studio yang dibangun dan dilengkapi dengan material berkualitas tinggi, namun juga ruangan-ruangan yang nyaman untuk melahirkan karya-karya kreatif. Mulai dari ruang artis, ruang make up, ruang VIP, mushola, ruang tunggu crew, lobby ber-AC, kecepatan internet hingga 50MBPS, daya listrik mencapai 40.000 watt, serta lahan parkir sangat luas yang dapat menampung lebih kurang 50 mobil,” kata Aan.

Creative Culture Space juga memiliki luas 14mX19mX9m yang terdiri dari studio seluas 356 meter persegi, plus office seluas 100 meter persegi, sehingga total luasnya 456meter persegi.

Selain itu, Creative Culture Space memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya adalah kualitas dinding pada setiap ruangannya yang telah dilapisi peredam suara yang menggunakan soundstop 12mm layer 1, rockwool density 100 kg per meter kubik dan soundstop 12 milimeter layer 2.

"Kualitas bangunan studio Creative Culture Space didesain sesuai dengan standar untuk kebutuhan berbagai aktivitas produksi mulai dari pembuatan video, pemotretan, photoshoot, live-streaming, konser, pertemuan, pameran, dan aktivitas lainnya," kata Aan.

Sedangkan pada atap menggunakan peredam spandek, glasswool dua layer, rangka hollow dan kain penutup (puring). Ada pula ridging batas aman seberat 5.616 kilogram, atau 5,6 ton, atau 2,8 ton per jalur catwalk berketahanan beban rekomendasi 10.400 kilogram.

Batas aman real Creative Culture Space seberat 4,16 ton atau setara 2,08 ton pertemuan jalur catwalk sehingga sangat aman dan memadai. "Creative Culture Space dapat digunakan dan menyewakan berbagai fasilitas untuk produksi video, pemotretan serta kegiatan kreatif lainnya," tambahnya.

Aan menjelaskan, saat ini, target pasar Creative Culture Space lebih dulu fokus menggarap Jakarta. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk ke depannya akan dibuka juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

“Selama enam bulan ke depan, kami juga akan lebih fokus menggarap pasar shooting iklan, shooting film, dan shooting podcast yang sekarang sedang booming,” kata Aan.

KEYWORD :

Creative Culture Space Industri kreatif




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :