Jum'at, 26/04/2024 19:55 WIB

10 Warga Palestina Ditembak Mati Pasukan Israel di Jenin

Sembilan dari mereka tewas dalam serangan yang disebut militer Israel sebagai operasi kontraterorisme.

Pengemudi ambulans melewati kendaraan militer Israel di dekat barikade jalan yang terbakar di kota Tepi Barat yang diduduki di Jenin pada 26 Januari 2023 (Foto: Zein Jaafar/ AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Pasukan Israel di Tepi Barat membunuh 10 warga Palestina pada Kamis (26/1). Sembilan dari mereka tewas dalam serangan yang disebut militer Israel sebagai operasi kontraterorisme.

Ini merupakan hari paling berdarah di Tepi Barat dalam beberapa tahun meletus selama penggerebekan di kamp pengungsi yang padat di kota utara Jenin, di mana tembakan terdengar di jalan-jalan dan asap mengepul dari barikade jalanan yang terbakar.

Kementerian kesehatan Palestina menyebutkan sembilan korban tewas akibat bentrokan itu, termasuk seorang wanita, menambahkan bahwa 20 orang terluka sebelum pasukan Israel mundur pada pagi hari.

Militer mengatakan pasukan Israel diserang selama "operasi kontraterorisme untuk menangkap pasukan teror Jihad Islam" dan menembak beberapa pejuang musuh.

Sejak pencatatannya dimulai pada 2005, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak pernah mencatat jumlah kematian setinggi itu dalam satu operasi tunggal di Tepi Barat.

Kementerian Kesehatan Palestina menuturkan bahwa orang Palestina kesepuluh kemudian ditembak mati oleh pasukan Israel di Al-Ram, dekat Ramallah. Kantor berita resmi Palestina Wafa mengatakan dia ditembak dalam bentrokan yang meletus selama protes terhadap pembunuhan di Jenin.

Kekerasan tersebut mendorong Otoritas Palestina untuk mengumumkan penghentian koordinasi keamanan dengan Israel, sebuah langkah yang dikritik oleh Amerika Serikat.

Di antara mereka yang dipastikan tewas di Jenin adalah Majeda Obeid, 61, yang tinggal beberapa meter dari rumah yang menjadi sasaran pasukan Israel.

Putrinya, Kefiyat Obeid, mengatakan kepada AFP bahwa ibunya ditembak saat dia mengintip ke luar jendela saat terjadi bentrokan.

"Setelah dia selesai berdoa, dia berhenti sejenak untuk melihat dan, ketika dia berdiri, lehernya terkena peluru dan dia jatuh ke dinding dan kemudian ke lantai," kata wanita berusia 26 tahun itu. AFP, saat noda darah meresap ke permadani rumah mereka.

Panik

Militer mengatakan serangan itu menargetkan militan Jihad Islam yang diduga berada di balik serangan terhadap tentara dan warga sipil Israel dan, menurut Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, berencana untuk melakukan serangan teror di Israel.

"Tiga warga Palestina ditembak dalam baku tembak, sementara pasukan Israel menembak dua lainnya melarikan diri dari tempat kejadian", kata sebuah pernyataan militer.

Pasukan Israel juga, kata militer, menembak tersangka keenam di dalam sebuah gedung, dan warga Palestina lainnya terkena tembakan setelah menembaki pasukan. "Klaim mengenai korban tambahan selama baku tembak sedang diselidiki," tambahnya.

Tidak ada korban di antara pasukan Israel, kata militer.

Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin, Wisam Bakr mengatakan ada keadaan panik di bangsal anak dengan beberapa anak menderita inhalasi gas air mata.

Militer Israel mengatakan kepada AFP aktivitas itu tidak jauh dari rumah sakit dan kemungkinan beberapa gas air mata masuk melalui jendela yang terbuka.

Warga Jenin, Umm Youssef Al-Sawalmi, mengatakan rumah-rumah dihantam selama penggerebekan. "Jendela, pintu, dinding, dan bahkan kulkas, semuanya rusak terkena peluru," katanya kepada AFP.

Juru bicara Jihad Islam Tariq Salmi bersumpah bahwa "perlawanan ada di mana-mana dan siap untuk konfrontasi berikutnya".

Kematian terbaru membuat jumlah warga Palestina yang tewas di Tepi Barat sepanjang tahun ini menjadi 30 orang, termasuk pejuang dan warga sipil, yang sebagian besar ditembak oleh pasukan Israel.

Saleh al-Arouri, wakil pemimpin kelompok militan Palestina Hamas yang memerintah Gaza, bersumpah bahwa Israel "akan membayar harga untuk pembantaian Jenin".

Pembantaian Berdarah

Washington pada hari Kamis mengumumkan Menteri Luar Negeri Amerika SerikAt (AS), Antony Blinken akan melakukan perjalanan minggu depan ke Israel dan wilayah Palestina, di mana dia akan mendorong "diakhirinya siklus kekerasan".

Sekutu AS di wilayah Yordania, Qatar, dan Arab Saudi semuanya mengutuk keras serangan Israel yang mematikan itu.

Jumlah korban yang meningkat mengikuti tahun paling mematikan di wilayah Palestina yang dicatat oleh PBB. Setidaknya 26 orang Israel dan 200 orang Palestina tewas di seluruh Israel dan wilayah Palestina pada tahun 2022, mayoritas di Tepi Barat, menurut penghitungan AFP dari sumber resmi.

Utusan perdamaian PBB Tor Wennesland mengatakan dia sangat khawatir dan sedih dengan siklus kekerasan yang terus berlanjut di Tepi Barat yang diduduki.

Ribuan orang berbondong-bondong ke pemakaman di Jenin, saat kepresidenan Palestina mengumumkan tiga hari berkabung. Dituduh bahwa penggerebekan hari Kamis di Jenin terjadi "di bawah keheningan internasional".

"Inilah yang mendorong pemerintah pendudukan melakukan pembantaian terhadap rakyat kami di hadapan dunia," kata Nabil Abu Rudeinah, juru bicara Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Sumber: AFP

KEYWORD :

Konflik Israel Palestina Konflik Berdarah Jening Tepi Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :