Selasa, 13/05/2025 10:45 WIB

AS Sebut Kebijakan Wajib Tes COVID-19 untuk China Berdasarkan Sains

AS Sebut Kebijakan Wajib Tes COVID-19 untuk China Berdasarkan Sains.

Seorang petugas kesehatan dari organisasi Zendai dalam alat pelindung diri (APD) mengambil sampel swab dari seorang gadis untuk tes antigen cepat di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Bangkok, Thailand, 5 Januari 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha

JAKARTA, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa persyaratan tes COVID-19 untuk pelancong dari China didasarkan pada sains dan karena kurangnya transparansi Beijing pada kasus yang melonjak.

Sebelumnya, China mengecam tindakan yang diambil oleh sejumlah negara pada para pelancongnya sebagai "tidak dapat diterima", dua hari sebelum penumpang udara dua tahun ke atas akan diminta untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif untuk memasuki AS.

"Ini adalah pendekatan yang semata-mata dan secara eksklusif didasarkan pada sains," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price kepada wartawan ketika ditanya tentang pernyataan rekannya dari China.

Price mengatakan, langkah-langkah tersebut memiliki "masalah kesehatan masyarakat yang mendasarinya karena lonjakan kasus COVID-19 di RRT dan kurangnya data urutan genom virus dan epidemiologis yang memadai dan transparan yang dilaporkan dari RRT

Di sisi lain, Price menegaskan kembali bahwa AS siap untuk membagikan vaksin COVID-19-nya dengan China, yang telah gencar mempromosikan vaksinnya sendiri di luar negeri yang menurut pakar kesehatan internasional kurang efektif.

China telah mengalami lonjakan jumlah penyakit COVID-19 sejak tiba-tiba mengakhiri kebijakan nol kasus menyusul protes publik yang jarang terjadi atas penguncian yang meluas.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Amerika Serikat China Lonjakan COVID-19 Pembatasan Pelancong Ned Price




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :