Selasa, 23/04/2024 17:30 WIB

Lewat Genta Organik, Mentan Syahrul Berharap Produksi Pertanian Bisa Melejit

Lewat Genta Organik, Mentan Syahrul Berharap Produksi Pertanian Bisa Melejit.

Launching Training of Trainers (ToT) Genta Organik bagi Widyaiswara, Dosen, Guru, dan Penyuluh Pertanian di Pusat Pelatuhan Manajemen dan Kepemimpinan (PPMKP) Ciawi, Bogor, Jumat (09/12).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengajak penyuluh dan petani untuk mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik.

Ajakan itu disampaikan Mentan Syahrul usai melaunching Training of Trainers (ToT) Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) bagi Widyaiswara, Dosen, Guru, dan Penyuluh Pertanian di Pusat Pelatuhan Manajemen dan Kepemimpinan (PPMKP) Ciawi, Bogor, Jumat (09/12).

"ToT hari ini mengingatkan kita bahwa menjaga tanah dan kesuburannya menjadi kewajiban petani dan kewajiban kita untuk mentraining seluruh masyarakat tani, termasuk pemerintah, pak desa, pak camat, lurah, bahkan pak kadis pertanian," kata Mentan Syahrul.

Pria kelahiran Makassar yang biasa disapa SYL itu mengatakan bahwa kunci meningkatkan produksi pertanian adalah memelihara kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat dipelihara secara berkelanjutan dengan menggunakan pupuk organik.

"Kita besok berharap produksi kita akan meningkat jauh bahkan melonjak dari sebelumnya. Caranya satu, perbaiki pupuk kita sekarang jangan pakai pupuk kimia saja, tetapi lebih banyak pupuk organik," kata SYL.

Meksi demikian, SYL menekankan bahwa penggunaan pupuk kimia masih ditolerasi asalkan tidak berlebihan. Kalau mau pakai pupuk kimia tidak perlu banyak, sehingga efek sampingnya bisa kita kurangi," imbuh SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.

"Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa buat sendiri asalkan ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan gara-gara pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan kalau kita tetap ingin eksis di muka bumi ini," ucap Dedi.

Meski demikian, Dedi menegaskan bahwa Genta Organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk anorganik masih boleh digunakan, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.

"Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamanya ada pupuk organik, pupuk hanyati, pembenah tanah dan pemupukna yang berimbang," tegas Dedi.

Genta Organik adalah menyuburkan tanah Indonesia untuk meningkatkan produksi pertanian saat harga pupuk mahal, menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

"Kegiatan pelatihan ini sebagai solusi pupuk mahal. Jika pupuk hayati organik dan pembenah tanah dilakukan berimbang bisa menggenjot produktivitas tanah kita," tuturnya.

ToT ini dilaksanakan selama tiga hari, pada tanggal 8 hingga 10 Desember 2022 secara hybrid. Realisasi registrasi online yang tercatat sebanyak 18.149 peserta atau 224,87 persen dari 8.071 peserta yang ditargetkan.

Kegiatan ini juga menghadirkan para narasumber dari ahli BSIP, Univ Pajajaran temasuk PT Riset Perkebunan serta Duta Petani Milenial dan Andalan yang memiliki kegiatan luar biasa membangun gerakan tani organik.

KEYWORD :

Genta Organik Dedi Nursyamsi Pupuk Mahal Syahrul Yasin Limpo Keberlanjutan Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :