Selasa, 16/04/2024 21:18 WIB

Bapanas dan 9 Organisasi Kolaborasi Kurangi Food Waste di Indonesia

Bapanas dan 9 Organisasi Kolaborasi Kurangi Food Waste di Indonesia

Penandatanganan Perjanjian Kerja sama antara Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFS) dengan 9 Asosiasi dan Lembaga Pegiat Food Waste, tentang Gerakan Pencegahan Food Waste dalam Rangka Kewaspadaan Pangan Dan Gizi di Jakarta, Jumat (9/12)

JAKARTA, Jurnas.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaukan penandatanganan perjanjian kerja dengan sembilan organisasi untuk mengurangi sampah makanan (Food Waste) di Indonesia

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya memerangi food waste tidak bisa dilakukan secara parsial, perlu dibangun sinergi lintas sektor, baik antar Kementerian/Lembaga terkait maupun dengan aosiasi yang bergerak di bidang pangan dan penggiat food waste.

"Hari ini kita sudah lakukan penandatanganan perjanjian kerja sama tentang Gerakan Pencegahan Food Waste dalam rangka Kewaspadaan Pangan dan Gizi dengan 9 organisasi yang memiliki semangat yang sama dalam mengurangi sampah makanan di Indonesia," kata Arief dalam siaran resminya diterima, Jakarta, Jumat (10/11).

Kesembilan organisasi tersebut terdiri dari 6 asosiasi dan 3 lembaga penggiat food waste, yaitu Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi), dan Foodbank of Indonesia (FOI), Foodcycle Indonesia, dan Yayasan Surplus Peduli Pangan.

Menurut Arief, langkah ini merupakan progres yang baik dalam skema penanggulangan food waste di Indonesia, pasalnya food waste menjadi perhatian serius negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Penanganan food waste yang baik dapat sekaligus mengentaskan 74 kabupaten/kota yang rentan rawan pangan di Indonesia.

"Saya meyakini, di negara ini banyak individu, organisasi, dan institusi yang ingin bergerak untuk mengurangi sampah makanan, maka dari itu, hari ini kita kumpulkan dan satukan dalam kerja sama ini agar gerakan penanganan food waste di Indonesia semakin menyeluruh dan berkelanjutan, Saya berharap ini menjadi Gerakan yang masif di seluruh Indonesia," paparnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Nyoto Suwignyo mengatakan, program yang akan dilaksanakan dalam kerja sama ini meliputi, penyediaan, pengumpulan, penyortiran, pengolahan, dan penyaluran pangan yang berpotensi food waste.

Selanjutnya, penyediaan platform penyelamatan food waste, penyediaan data dan/atau informasi, sosialisasi dan advokasi Gerakan Pencegahan Food Waste, pemanfaatan mobil logistik pangan dan food truck untuk menyelamatkan pangan, serta pembinaan, pengawasan dan pengendalian, serta pemantauan dan evaluasi.

Terkait penyediaan data, dia menambahkan, semua pihak sepakat untuk menghimpun data jenis dan jumlah pangan yang berpotensi food waste serta waktu pengambilannya, pelaku usaha pangan yang menjadi mitra sebagai penyedia pangan yang berpotensi food waste, lokasi dan sasaran penerima manfaat, dan jumlah pangan berpotensi food waste yang diselamatkan.

"Selain terus melakukan gerakan, salah satu yang akan kita benahi dan perkuat adalah soal pendataan. Apabila kita sudah memiliki big data yang baik tentang sumber dan potensi food waste tersebut gerakan penanganannya selanjutnya akan lebih terintegrasi dan sistematis," terangnya.

Nyoto menuturkan, pascapenandatangan kerja sama ini, akan dilakukan sosialisasi gerakan langsung kepada masyarakat yang dilaksanakan pada 20 Desember 2022. "Semoga seluruh pihak dapat berpartisipasi aktif dalam menyukseskan gerakan ini," ujarnya

Sementara itu, Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, pelaku usaha siap mendukung kolaborasi mengurangi food waste. Dia, menyambut baik inisiasi gerakan pencegahan food waste dalam rangka kewaspadaan pangan dan gizi.

"Ini menjadi momentum yang penting dalam mendukung program pemerintah mengurangi potensi kerawanan pangan dan gizi," kata Budihardjo.

Dia mengatakan, upaya penanganan food waste untuk kewaspadaan pangan dan gizi ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang meminta agar semua pihak berkolaborasi mengatasi permasalahan gizi termasuk di dalamnnya persoalan stunting.

Karena itu, dia mengajak seluruh kekuatan bangsa untuk bergerak menurunkan stunting dan seluruh akar masalahnya dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia generasi penerus kita yang berkualitas.

Berdasarkan data, secara global, sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahunnya. The Economist Intelligence Unit (EIU) mencatat, Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar kedua di dunia di bawah Arab Saudi.

Sedangkan, menurut kajian Bappenas, Food Loss and Waste di Indonesia pada tahun 2000-2019 berkisar 23-48 juta ton/tahun, setara dengan 115–184 kg/kapita/tahun, yang berarti setiap individu menyumbang lebih dari 1 kwintal sampah pangan per tahun.

Hal tersebut berdampak pada kerugian ekonomi kurang lebih sebesar Rp 213-551 Triliun per tahun. Potensi Food Loss and Waste tersebut dapat disalurkan untuk memberi makan 61-125 juta orang atau 29-47% populasi Indonesia.

KEYWORD :

Food Waste Sampah Makanan Bapanas Arief Prasetyo Adi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :