Jum'at, 17/05/2024 14:50 WIB

BKKBN Luncurkan Audiovisual Penurunan Stunting Bagi Penyuluh Agama

BKKBN Luncurkan Secara Nasional Materi Audiovisual untuk Penyuluhan Percepatan Penurunan Stunting.

Kegiatan peluncuran materi audiovisual secara nasional dilaksanakan secara daring dan luring yang dipusatkan di Pendopo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (28/11).

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan materi audiovisual untuk penyuluhan percepatan penurunan stunting bagi para penyuluh agama. Lewat bahasa agama yang dikuasai para penyuluh agama, masyarakat lebih mudah menerima pemahaman pencegahan stunting.

Kegiatan peluncuran materi audiovisual secara nasional dilaksanakan secara daring dan luring yang dipusatkan di Pendopo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (28/11).

Mewakili Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama, Ahmad Zayadi mengatakan, sumber daya yang dimiliki perlu dikolaborasi dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan bangsa.

Saat ini terdapat 50.262 Penyuluh Agama PNS dan 45.000 Penyuluh Agama Non PNS, yang kesemuanya adalah aparat atau instrumen negara.
Sebanyak 10.032 diantaranya telah mengikuti Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama dan tergabung dalam Majelis Da`i Kebangsaan.

"Penyuluh agama, penceramah agama, dai dan dai`ah memiliki kemampuan yang spesial, yakni mudah menyampaikan upaya pencegahan stunting dengan menggunakan bahasa agama," kata Ahmad Zayadi.

Menurut Ahmad Zayadi, potensi ini dapat mempercepat penurunan angka stunting menjadi sesuai target 14 persen di tahun 2024. Ia juga menyebutkan prevalensi stunting di Kabupaten Brebes dimana berdasarkan SSGI 2021 angka stuntingnya 26.3 persen juga harus diturunkan.

"Penyuluh Agama menjadi rujukan umat. Ini penting, karena Penyuluh Agama menjadi sumber literatur dalam memperkuat moderasi agama masyarakat," ujar dia.

Ditambah dengan kolaborasi kementerian dan lembaga, antaranya melalui rumusan kebijakan, Ahmad Zayadi sekali lagi berharap setiap ikhtiar percepatan penurunan stunting dapat dituntaskan dengan baik.

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dalam sambutannya mengatakan di Indonesia terdapat 4,8 juta kehamilan per tahun. Jumlah tersebut setara dengan penduduk Singapura. "Sehingga, kita melahirkan satu negara tiap tahun," kata Hasto.

Hasto mengatakan, keterlibatan setiap pihak dibutuhkan dalam upaya penurunan stunting salah satunya Penyuluh Agama. Maka atas arahan Menteri Agama kegiatan hari ini diinisiasi sebagai bentuk pembekalan bagi Penyuluh Agama untuk turut berperan dalam menyampaikan pengetahuan program percepatan penurunan stunting kepada masyarakat di Indonesia.

Terkait dengan Penyuluh KB, Hasto berharap Penyuluh Agama dapat membagikan pengetahuan agama terkait pembentukan keluarga sakinah mawaddah warrahmah, sehingga Penyuluh KB tidak hanya memberikan informasi mengenai keluarga tapi juga menjadi contoh teladan dalam membina keluarga sakinah, mawadah, warohmah.

Hasto menyebutkan setiap tahun tercatat ada 2 juta pernikahan, dimana 1,6 juta hamil pada tahun pertama pernikahan dan ada 400.000 bayi yang dilahirkan diantaranya berpeluang stunting.

Karena itu, diperlukan kolaborasi dari lintas sektor sehingga upaya pencegahan kasus stunting dapat dilakukan semenjak dini, yaitu sebelum pernikahan.

Pendampingan pasutri baru dilakukan, terutama bagi calon ibu yg terdeteksi stunting setelah dilakukan pemeriksaan sebelum pernikahan. Boleh menikah, tapi jangan hamil dulu.

Bagi calon ibu, dilakukan pemeriksaan lingkar lengan atas dan HB, sementara calon ayah, 75 hari sebelum pembuahan perlu mengurangi kebiasaan buruk seperti rokok dan alkohol supaya bibitnya bagus. Karena lewat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), upaya intervensi terhadap anak stunting tidak dapat dilakukan lagi.

 

Membuka kegiatan ini Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, menyampaikan inovasi program kerja sama antara Kemenag dan BKKBN seperti inilah yg dibutuhkan dalam sinergitas percepatan penurunan stunting sebagai bentuk andil dan kontribusi permasalahan bangsa.

"Keterlibatan da`i, tokoh agama, dan penyuluh agama dipandang efektif karena tokoh agama adalah panutan yg diikuti oleh masyarakat," kata Idza.

Idza menutup sambutan dengan menyerahkan bantuan PMT berupa beras, telur, biskuit serta biskuit bayi tinggi protein kepada keluarga dengan balita stunting.

Didampingi Hasto, Deputi III Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Agus Suprapto, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Dr. Ahmad Jayadi, MPd. dan tokoh agama di Kabupaten Brebes.

Deputi III Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko, Agus Suprapto mengingatkan bahwa hari-hari ini peran penyuluh sangat penting.

"Sehingga ikhtiar, waktu dan nikmat yang diberikan, dikerahkan sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Brebes yang kaya akan potensi ikan, telor asin dan brambang (bawang merah)," harapnya.

Peluncuran materi audio visual dilakukan dengan penekanan tombol secara simbolis oleh Kepala BKKBN, Deputi III Kemenko PMK, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Bupati Kabupaten Brebes, Perwakilan MUI Kabupaten Brebes serta mewakili tokoh agama, Hamka Haq dan Subhan Makmun.

KEYWORD :

Penyuluh Agama Percepatan Penurunan Stunting BKKBN Hasto Wardoyo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :