Jum'at, 17/05/2024 15:17 WIB

Adian Napitupulu: Pancasila Terbukti Mampu Menjaga Keutuhan Indonesia Selama 77 Tahun

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu mengatakan, Pancasila dengan segala kekurangannya selama 77 tahun telah mampu membuktikan kemampuan dalam menjaga keutuhan Indonesia. Pancasila, juga merupakan ideologi yang terbaik bagi bumi pertiwi.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Adian Napitupulu. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu mengatakan, Pancasila dengan segala kekurangannya selama 77 tahun telah mampu membuktikan kemampuan dalam menjaga keutuhan Indonesia. Pancasila, juga merupakan ideologi yang terbaik bagi bumi pertiwi.

“Saya enggan berbicara dengan yang lain, saya setuju bagaimana memaknai Pancasila itu sendiri,” tegas dia dalam diskusi bertajuk: Mempertahankan Demokrasi Pancasila di NKRI di Aula Gedung Juang Jakarta, Kamis (13/10).

Adian kemudian teringat akan nasihat seniornya, Almarhum Sabam Sirait yang mengajarkan sudut pandang tentang jawaban akan persoalan rakyat dengan lebih sering mendengar dan turun ke bawah.

“Bang Sabam bilang kamu kebanyakan baca buku, nanti kamu cepat tua sebelum waktunya. Anak muda harus dekat rakyat. Tugas kamu yang muda-muda  ini harus turun ke bawah,” kenang dia.

Sekjen PENA 98 ini menegaskan, jawaban Sabam tersebut terbukti dapat memberi kualitas pemikiran untuk sumbangsih membantu rakyat. Dia yakin, kalau mencoba teori sosial maka jawabannya ada di masyarakat saat turun ke bawah.

“Menurut saya mempercayai ideologi bangsa  ini harus mampu menjadikan  Pancasila menjadi jawaban. Menjawab semua persoalan-persoalan yang tadi disebutkan seperti mengentaskan kemiskinan, kesenjangan sosial dan lain - lain,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua PMII Muhammad Abdullah Syukuri bicara dari sudut pandang santri. Meski tidak langsung dengan pendiri bangsa, saat berinteraksi dengan guru-guru, mengetahui bahwa Bung Karno pernah tanya Kyai Wahid Hasyim tentang bagaimana hukumnya kewajiban membela negara dalam persfektif agama, yang dijawab wajib dan mutlak membela negara.

“Kalau dulu diselenggarakan voting, maka Indonesia saya yakin negara Islam. Kalau di voting untuk bahasa nasional saya yakin juga akan bahasa Jawa bahasa nasional karena waktu 40-50 persen orang Jawa,” bebernya menanggapi sistem demokrasi masa kini.

Mengambil contoh, kekakuan membentuk negara bangsa, yang dialami Yugoslavia. Negara itu pecah berdasarkan kesukuannya menjadi Serbia, Bosnia, Korasia dan sebagainya.

“Saya bayangkan jika hal ini terjadi di Indonesia, pasti banyak sekali terpecah. Dari Aceh hingga Merauke,” katanya.

Yang lain, seperti Argentina dan Brasil yang hingga kini memakai bahasa penjajahnya Spanyol dan Portugis. Beda dengan Indonesia walau dijajah 350 tahun tetap kita dengan bahasa sendiri.

“Sekarang ironis karena seolah kita memposisikan bangsa kita inferior hanya karena baru pulang belajar dari Timur Tengah dan Amerika, saya kira ini yang kita harus koreksi,” tegas pria yang sedang studi di Jerman ini.

“Dalam konteks membangun persaudaraan kami diajarkan  sesepuh dalam tiga hal yakni membangun persaudaraan sesama Islam, membangun persaudaraan sesama anak bangsa dan membangun persaudaraan sesama manusia. Bersyukur menjadi NKRI, karena sebagai bangsa kita tidak bisa saling menyalahkan dengan yang lain,” imbuhnya.

Tantangannya, kata Abe, sejauh apa ideologi Pancasila dan agama bisa diyakini menjadikan rakyat menjadi sejahtera. Nilai-nilai yang  diyakini menuju Indonesia sejahtera.

Senada dengan itu, Ketua Umum PMKRI Tri Natalia Urada menyampaikan bahwa adanya Indonesia  sekarang sudah pasti  ada yang  berjuang untuk kemerdekaan.

“Membicarakan tokoh fenomenal Sabam Sirait, bagi saya beliau tokoh yang menginspirasi,” tandasnya.

 

KEYWORD :

Warta DPR PDIP Adian Napitupulu Pancasila PENA 98




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :