Jum'at, 17/05/2024 11:56 WIB

China Puji Elon Musk atas Saran Kontroversial soal Perdamaian dengan Taiwan

China Puji Elon Musk atas Saran Kontroversial soal Perdamaian dengan Taiwan.

CEO dan pendiri Tesla, Elon Musk (Foto: Fox Business)

JAKARTA, Jurnas.com - Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) berterima kasih kepada miliarder Elon Musk karena mengusulkan zona administrasi khusus untuk Taiwan.

Dalam tweet yang diunggah pada Sabtu, Duta Besar China menulis: "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada @elonmusk atas seruannya untuk perdamaian di Selat Taiwan dan idenya tentang pembentukan zona administratif khusus untuk Taiwan."

"Sebenarnya, reunifikasi damai dan Satu Negara, Dua Sistem adalah prinsip dasar kami untuk menyelesaikan masalah Taiwan … dan pendekatan terbaik untuk mewujudkan reunifikasi nasional," tambahnya.

"Dengan syarat kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China dijamin, setelah reunifikasi Taiwan akan menikmati otonomi tingkat tinggi sebagai wilayah administrasi khusus, dan ruang yang luas untuk pembangunan," tulis duta besar itu.

Sementara itu, Duta Besar de facto Taiwan untuk Washington, Hsiao Bi-khim menegur Bos SpaceX itu. Ia mengatakan "kebebasan dan demokrasinya tidak untuk dijual".

"Taiwan menjual banyak produk, tetapi kebebasan dan demokrasi kita tidak untuk dijual," cuitnya pada Sabtu. "Setiap proposal abadi untuk masa depan kita harus ditentukan secara damai, bebas dari paksaan, dan menghormati keinginan demokratis rakyat Taiwan," sambungnya.

Beberapa hari setelah melayangkan kemungkinan kesepakatan mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina yang menuai kecaman di Ukraina, Musk menyarankan agar ketegangan antara China dan Taiwan diselesaikan dengan menyerahkan sebagian kendali Taiwan ke Beijing.

"Rekomendasi saya  akan mencari tahu zona administrasi khusus untuk Taiwan yang cukup enak, mungkin tidak akan membuat semua orang bahagia," kata Musk kepada Financial Times dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Jumat.

Musk menjawab pertanyaan tentang China, di mana perusahaan mobil listrik Tesla miliknya mengoperasikan pabrik besar.

Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai salah satu provinsinya, telah lama berjanji untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk melakukannya.

Pemerintah Taiwan yang diperintah secara demokratis sangat keberatan dengan klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depannya.

China telah menawarkan kepada Taiwan model otonomi satu negara, dua sistem yang serupa dengan yang dimiliki Hong Kong. Namun usulan itu ditolak oleh semua partai politik arus utama di Taiwan dan hanya mendapat sedikit dukungan publik, terutama setelah Beijing memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional yang keras di Hong Kong pada tahun 2020.

KEYWORD :

Konflik China dan Taiwan Elon Musk




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :