Senin, 06/05/2024 04:50 WIB

Tekan Angka Kepunahan Flora dan Fauna, Australia Gelontorkan Rp2,1 T

Tekan Angka Kepunahan Flora dan Fauna, Australia Gelontorkan Rp2,1 T

Koala, binatang endemik Australia (Foto: Geo Guessr)

Sydney, Jurnas.com - Australia menetapkan target nol kepunahan untuk flora dan fauna uniknya. Pemerintah juga berjanji melestarikan setidaknya 30 persen dari tanahnya, di tengah tekanan parah pada lingkungan negara itu.

Mengungkap Rencana Aksi Spesies Terancam: Menuju Nol Kepunahan pada Selasa (4/10), Menteri Lingkungan dan Air Tanya Plibersek menyebut rencana dengan anggaran AUD$224,5 juta menawarkan jalur konservasi dan pemulihan spesies yang terancam selama 10 tahun ke depan.

Rencana ini termasuk memprioritaskan 110 spesies dan 20 tempat, di mana tindakan paling dibutuhkan dan termasuk komitmen untuk mencegah kepunahan baru tumbuhan dan hewan.

"Pemerintah bertekad memberi satwa liar kesempatan yang lebih baik di tengah meningkatnya ancaman dari perubahan iklim, bencana alam, predator liar, dan aktivitas manusia," terang Plibersek dikutip dari Aljazeera.

Dia menuduh pemerintah sebelumnya, yang kehilangan kekuasaan dalam pemilihan Mei lalu, bertanggung jawab atas masalah lingkungan saat ini.

"Jika kami terus melakukan apa yang telah kami lakukan, kami akan terus mendapatkan hasil yang sama. Kebutuhan akan tindakan tidak pernah sebesar ini. Saya tidak akan menghindar dari masalah yang sulit atau menerima penurunan dan kepunahan lingkungan sebagai hal yang tak terhindarkan," lanjut dia.

Sebuah laporan penting pemerintah yang dirilis setelah berbulan-bulan tertunda pada Juli lalu, menemukan bahwa keadaan lingkungan Australia kian memburuk, dan telah kehilangan lebih banyak spesies mamalia daripada benua lain manapun di dunia.

Laporan itu mengatakan banyak perubahan terburuk telah terjadi dalam lima tahun terakhir, dengan 202 spesies hewan dan tumbuhan dinyatakan terancam punah selama periode tersebut. Australia juga memiliki lebih banyak spesies tanaman asing daripada yang asli.

Kelompok konservasi menyambut baik pengumuman Plibersek, tetapi mengatakan pemerintah perlu berbuat lebih banyak mengingat tantangan yang dihadapi lingkungan Australia.

Hampir setengah dari negara ini sekarang digunakan untuk penggembalaan domba dan sapi, dan sekitar 6,1 juta hektar (15 juta ekar) hutan primer telah dibuka sejak tahun 1990.

"Menghentikan perusakan habitat satwa liar adalah kunci untuk mencapai tujuan ini," kata manajer program alam Yayasan Konservasi Australia Basha Stasak dalam sebuah pernyataan.

"Sayangnya, Australia memiliki catatan buruk dalam hal melindungi spesies unik kita. Australia adalah pemimpin dunia dalam mengirim mamalia ke kepunahan dan itu sebagian besar karena kita terus menghancurkan rumah mereka," sambung dia.

Di antara langkah-langkah lain, yayasan mengatakan deforestasi dan pembukaan lahan harus diakhiri, dan pemerintah harus berhenti menyetujui proyek bahan bakar fosil yang merusak.

KEYWORD :

Kepunahan Flora Fauna Australia Konservasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :