Rabu, 17/04/2024 06:14 WIB

BKKBN Gandeng Tanoto Foundation Percepat Penurunan Stunting

BKKBN Gandeng Tanoto Foundation Percepat Penurunan Stunting

BKKBN menggandeng sejumlah pihak untuk menurunkan angka stunting (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng sejumlah pihak swasta, dalam upaya percepatan penurunan stunting nasional melalui implementasi program gizi terintegrasi.

Dalam penandatanganan MoU yang berlangsung pekan lalu, BKKBN berharap swasta ikut membantu pemerintah menekan prevalensi stunting yang ditargetkan turun 14 persen pada 2024.

MoU tersebut ditandatangani oleh USAI, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Yayasan Bakti Barito, dan PT Bank Central Asia Tbk dan disaksikan oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

Kepala BKKBN Dokter Hasto mengatakan, masalah kesehatan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia, yang dalam hal ini indikator terdekatnya adalah stunting.

Hal tersebut juga kerap ditekankan Presiden Joko Widodo terkait kerja sama berbagai stakeholder untuk menciptakan generasi unggul untuk Indonesia maju.

"Kemudian seluruh pemerintah bergerak untuk meningkatkan human development index yang di dalamnya unsur kesehatan, unsur pendidikan, dan pendapatan per kapita. Kemudian akhir-akhir ini indikator baru human capital index juga menjadi perhatian serius, karena baik di dalam human development index maupun human capital index maka unsur kualitas SDM menjadi focus of interest kita semua," kata Hasto.

Hasto menjelaskan, stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan dan kualitas pendidikan karena dampak dari stunting adalah kemampuan intelektual yang di bawah standar.

Hal tersebut, lanjut Hasto, akan menjadi masalah besar ketika Indonesia tengah menikmati manisnya bonus demografi namun disisi lain prevalensi stunting masih di angka 24,4 persen.

Sementara itu, Tanoto Foundationmenegaskan komitmen mendukung pemerintah Indonesia dalam program percepatan penurunan stunting melalui kerja sama ini.

"Tanoto Foundation meyakini bahwa kemitraan merupakan faktor kunci dalam program percepatan penurunan stunting di Indonesia. Tidak hanya pemerintah, keterlibatan pelaku usaha, media, akademisi, dan masyarakat menjadi penting," ujar Head of ECED Tanoto Foundation, Eddy Henry dalam keterangannya pada Senin (26/9).

Dia mengatakan, Tanoto Foundation bangga memprakarsai kerja sama antara USAID dengan mitra donor nasional untuk turut berperan serta mendukung BKKBN dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.

"Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas dan mengakselerasi dampak, serta menjadi inspirasi dan penyemangat bagi pihak lainnya untuk ikut bergabung dan bersama-sama menciptakan generasi Indonesia bebas stunting," sambung Eddy.

Senada dengan Eddy, Mission Director USAID, Jeffery P. Cohen menyambut baik bergabungnya para mitra BKKBN dalam percepatan penurunan stunting. Menurut dia, program stunting tidak akan bisa berjalan jika hanya dilakukan oleh satu pihak saja.

"Saya berharap dapat memperluas kemitraan. Saya tidak sabar Indonesia menuju kemandirian. Kami menghormati mitra sektor swasta tidak hanya bisnis tapi perubahan sosial bagi masyarakat," ujar Jeffery.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication PT Bank Central Asia Tbk, Hera F. Haryn menambahkan, pihaknya optimis bahwa upaya pengentasan stunting dan gizi buruk membutuhkan peran serta dari berbagai pihak.

BCA juga mendukung salah satu program BKKBN yaitu memberikan layanan subsidi kepada lebih dari 21.000 pasien KB di dua Klinik Binaan BCA, yaitu Praktik Dokter Duri Utara dan Klinik Bakti Medika yang berjalan sejak 2012 hingga saat ini.

KEYWORD :

BKKBN Tanoto Foundation Stunting




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :