Kamis, 25/04/2024 15:08 WIB

Kondisi Lingkungan Disebut Berpengaruh Besar Terhadap Prevalensi Stunting

Kondisi lingkungan disebut berpengaruh besar terhadap prevalensi stunting

ilustrasi anak stunting

JAKARTA, Jurnas.com - Kondisi lingkungan berpengaruh besar terhadap prevalensi stunting. Karena itu salah satu upaya percepatan penurunan stunting dengan menciptakan lingkungan bersih dan sehat.

Hal itu disampaikan anggota Komisi IX DPR-RI, Itet Tridjajati Sumarijanto dalam Promosi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting kepada Masyarakat di Kampung Sendang Mukti, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, pada Selasa lalu.

Menurut Itet, stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi semata namun juga karena faktor lingkungan, yakni sanitasi yang tidak bersih. Sebab, lingkungan yang kotor menyebabkan infeksi kronis bayi yang pada akhirnya menimbulkan stunting.

"Karena itu kami berikan bantuan jamban. Warga yang bergotong-royong mengerjakan di rumah masing-masing," kata Itet. Menurut Itet, pihaknya telah melaksanakan sosialisasi di 20 tempat yang berbeda di Provinsi Lampung.

Itet mengatakan, sosialisasi dan pemberian bantuan itu untuk upaya percepatan penurunan stunting. "Sesuai target dari Bapak Presiden, stunting harus turun menjadi 14 persen pada 2024. Ini yang harus kita capai bersama-sama," ujar anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan Lampung ini.

Selain membantu jamban, Itet juga mengatakan dirinya telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk perbaikan sarana dan prasarana jalan. Hal itu juga untuk memudahkan akses masyarakat ke fasilitas-fasilitas kesehatan.

Terkait dengan pelayanan kesehatan kepada balita, Itet mengatakan perlunya dibangun Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang permanen sehingga tidak mengganggu aktivitas warga dan memberi kepastikan warga dalam memeriksakan bayinya.

Kegiatan yang diikuti sekitar 400 warga dari 9 kampung di Kecamatan Sendang Agung itu juga dihadiri anggota DPRD Kabupaten Lampung Sutarmin, Kepala Kampung Sendang Mukti I Wayan Sudire, serta penyuluh lapangan Keluarga Berencana (PLKB), dan Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung.

Sementara itu Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Eka Sulistiya Ediningsih mengatakan pentingnya mencegah stunting sejak dalam kandungan.

"Stunting adalah anak gagal tumbuh dan kembang yang disebabkan karena infeksi kronis yang berulang. Karena itu perlu mencegah stunting ini sejak bayi berada dalam kandungan,” kata Eka.

Di hadapan ratusan orang itu, Eka juga mengatakan pentingnya menjaga jarak kelahiran dan mendorong warga untuk membangun keluarga yang berencana.

"Hindari empat terlalu. Pertama, jangan terlalu muda. Kedua, jangan terlalu tua. Ketiga, jangan terlalu rapat. Jarak kelahiran minimal tiga tahun. Keempat, jangan terlalu banyak. Ingat! Dua anak lebih sehat," kata Eka yang dalam paparannya menyelipkan pantun sehingga masyarakat mudah memahami sosialisasi percepatan penurunan stunting.

Suasana sosialisasi percepatan penurunan stunting lebih meriah dengan adanya permainan angklung.

Tricia Lelonowati Sumarijanto mampu mengajak ratusan masyarakat memainkan angklung hanya dalam waktu yang sangat singkat. Seniman lulusan Amerika Serikat ini mengubah notasi music dengan nama-nama pulau di Indonesia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, dan Bali.

Lagu “Rasa Sayange” yang dinyanyikan Tricia dipadu dengan pantun yang dibawakan Eka Sulistiya serta iringan music angklung dari masyarakat menjadi “pemacu” semangat upaya percepatan penurunan stunting di Kecamatan Sendang Agung.

Kecamatan Sendang Agung sendiri terdiri dari sembilan kampung. Berdasarkan Pendataan Keluarga tahun 2021, di Kecamatan ini ada 8.236 keluarga dan terdapat 4.280 keluarga berisiko stunting. Tingginya angka risiko stunting itu disebabkan karena fasilitas atau lingkungan yang tidak sehat, yakni ketiadaan jamban di setiap rumah tangga.

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), Kabupaten Lampung Tengah memiliki prevalensi stunting 20,8 persen. Angka prevalensi ini di atas angka rata-rata Provinsi Lampung yang hanya 18,5 persen. Namun, demikian prevalensi stunting Provinsi Lampung masih di bawah rata-rata nasional yang sebesar 24,4 persen.

KEYWORD :

Kondisi Lingkungan Prevalensi Stunting Itet Tridjajati Sumarijanto BKKBN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :