Rabu, 24/04/2024 05:57 WIB

KTT Negara Persemakmuran Bahas Iklim dan Malaria

KTT Negara Persemakmuran Bahas Iklim dan Malaria

Seorang demonstran mengangkat poster saat menghadiri pemogokan iklim Fridays for Future di Milan, Italia menjelang pertemuan COP26 di Glasgow. REUTERS/Flavio Lo Scalzo

London, Jurnas.com - Para pemimpin negara Persemakmuran bertemu di Rwanda, pada Jumat (24/6), dalam pertemuan puncak yang membahas iklim, penyakit tropis, dan tantangan lain yang diperparah oleh pandemi Covid-19.

KTT kepala negara Persemakmuran di Kigali, ibu kota Rwanda, adalah puncak dari serangkaian pertemuan awal pekan ini, yang melaporkan sejumlah keberhasilan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan 54 negara yang menampung 2,5 miliar orang.

Untuk diketahui, Negara Persemakmuran terdiri dari bekas koloni Inggris, tetapi negara-negara seperti Mozambik dan Rwanda yang merupakan bekas koloni Belgia dengan pemimpin Anglophile, juga bergabung dengan kelompok yang dipimpin Ratu Elizabeth II.

Para pemimpin dunia yang menghadiri KTT di Kigali antara lain Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau hingga Presiden Nigeria Muhammadu Buhari. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga berada di Rwanda. Pangeran Charles mewakili ibunya, yang pada usia 96 membatasi tugas resminya.

Pertemuan lain di sela-sela KTT, dikutip dari Associated Press, melaporkan beberapa keberhasilan dalam upaya untuk mengatasi masalah-masalah mendesak, seperti mengelola perubahan iklim dan bagaimana memerangi penyakit mematikan.

Lebih dari US$4 miliar dijanjikan untuk upaya global mempercepat perang melawan malaria dan penyakit tropis terabaikan lainnya. Uang akan datang dari pemerintah, filantropis dan lain-lain di sektor swasta. Selain itu, perusahaan farmasi menyumbangkan 18 miliar tablet untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut.

Pengamat mengatakan penggalangan dana menandai terobosan signifikan, karena malaria adalah pembunuh utama di Afrika.

Dr. Francisca Olamiju, kepala sebuah lembaga swadaya masyarakat di Nigeria yang mengadvokasi kaum miskin, mengatakan kepada AP tentang harapannya yang tinggi untuk pertemuan sebesar itu guna mendukung kampanye melawan penyakit tropis.

"Para pemimpin dunia harus menjalankan pembicaraan dan memobilisasi lebih banyak sumber daya untuk tujuan tersebut," kata dia.

KTT itu juga mendesak peningkatan aksi iklim menjelang KTT perubahan iklim PBB di Mesir akhir tahun ini. Para pemimpin Persemakmuran akan mengadopsi `Piagam Tanah Hidup`, sebuah rencana aksi untuk mengatasi perubahan iklim, degradasi lahan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Piagam tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan iklim melalui campuran pengaruh kebijakan, pembiayaan, bantuan teknis, tata kelola, dan berbagi pengetahuan di seluruh negara.

KEYWORD :

KTT Persemakmuran Afrika Rwanda Iklim Malaria




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :