
Talkshow Transformasi Perpustakaan Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terus menggalakkan gerakan literasi digital. Harapannya, seluruh lapisan masyarakat bisa terdampak dan terliterasi.
Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando optimistis literasi digital bisa menjadi daya ungkit pemulihan ekonomi, di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Bahan bacaan saat ini sudah harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kekinian. Artinya, merujuk kepada apa yang bisa mereka lakukan untuk bisa terus produkti," jelas Muhammad Syarif Bando dalam kegiatan live Talk Show Sonora FM, pada Rabu (25/5).
Transformasi digital menjadi tagline utama tahun ini mengarahkan kepada upaya Perpusnas untuk menyediakan konten-konten yang bisa diakses secara mudah dari mana saja dan kapan saja.
Perpusnas juga berkomitmen memudahkan siapapun mendapatkan ruang pembelajaran baru, memfasilitasi para konten kreator, dan mengumpulkan berbagai konten legal dari seluruh kementerian/lembaga yang bisa diakses masyarakat.
Agar Materi Pelajaran Menarik, Guru Mesti Cakap Gunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Di sisi lain, perpustakaan sebagai sumber informasi bisa memiliki sebanyak mungkin data dan informasi yang bisa dibagikan secara legal kepada masyarakat.
"Saat ini perpustakaan harus bisa memberikan tutorial untuk memberikan ruang dan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja, terutama bagi mereka yang terdampak pandemi," tambah Syarif Bando.
Kelola Website Sekolah, Solusi Kreatif dan Inovatif Guru Agar Mudah Digitalkan Materi Belajar
Dia melanjutkan bahwa literasi digital yang digalang Perpusnas ini adalah kebutuhan yang amat penting. Urgensinya bukan hanya sebagai pusat data dan informasi, namun juga bergerak maju mencapai lima tingkatan literasi.
Selain kemampuan baca, tulis dan hitung, gerakan literasi juga harus menyediakan akses terhadap bahan bacaan yang semakin luas. Lanjutnya, literasi juga harus mencapai tahapan memahami semua yang tersirat dan tersurat, lalu bisa melakukan inovasi pada produk yang sudah ada, lalu tiba pada level puncak yaitu literasi mampu membawa masyarakat sampai pada tingkatan bisa menciptakan barang dan jasa secara mandiri.
"Literasi digital ini sangat penting, karena di negara-negara maju, mereka sudah tidak lagi bicara kegemaran membaca dan akses kepada buku. Mereka sudah menciptakan teknologi baru yang mendunia," imbuh dia.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mengatakan bahwa media literasi akan selalu mengikuti zamannya. Jika dulu, literasi menggunakan media kulit hewan hingga lempeng batu, kini literasi berubah dalam bentuk buku.
Dewasa ini, lanjut Huda, internet sudah menjadi kebutuhan wajib masyarakat. Maka, gerakan literasi haruslah ada di dalamnya, agar perpustakaan selalu relevan di mata publik. Salah satunya adalah literasi melalui audio.
"Perpusnas sudah melakukan ini sejak lama. Dengan digitalisasi konten, bahkan mendorong perluasan jejaringnya ke seluruh unit perpustakaan daerah-daerah," kata Syaiful Huda.
Mendukung pentingnya gerakan literasi digital ini, Syaiful Huda yang mewakili lembaga legislatif DPR RI, memberi dukungan yang serius bagi usaha Perpusnas dalam usaha mencerdaskan anak bangsa ini.
Syaiful Huda menginginkan gerakan literasi sebagai usaha kolaboratif lintas sektor, termasuk kementerian dan lembaga dari pusat sampai desa. Pihaknya juga selama ini selalu mengafirmasi agar Perpusnas mendapatkan porsi budgeting yang memadai, untuk melaksanakan mandatori Presiden terkait penyiapan SDM Indonesia unggul.
"Kami sering mengetuk pintu, termasuk ke Kementerian Keuangan untuk membantu. Gerakan literasi ini bukanlah gerakan instan, tapi ini jangka panjang. Apalagi, literasi saat ini bukan hanya sekedar membaca dan mengambil inspirasinya, tapi sudah harus menciptakan sesuatu," tutup dia.
KEYWORD :Perpustakaan Nasional Perpusnas Literasi Digital Muhammad Syarif Bando