Kamis, 09/05/2024 05:25 WIB

Komisi IX DPR Minta Pemerintah Galakkan Kembali Program Imunisasi Anak

Menurutnya, selama masa pandemi perhatian masyarakat dan pemerintah berfokus pada penanganan dan vaksinasi Covid-19, sehingga vaksinasi penyakit menular lainnya kurang mendapatkan perhatian.

Ilustrasi imunisasi anak. (Foto: Dok. Generali Indonesia)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah diminta kembali menggerakkan dan menggalakkan program-program imunisasi pada anak, seperti saat sebelum terjadi pandemi Covid-19.

Menurut Anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam, hal itu penting lantaran munculnya penyakit-penyakit menular lain yang memiliki keterikatan dengan penyakit menular yang sebelumnya telah bisa dikendalikan, seperti hepatitis akut.

“Jadi kita sekarang ini meminta kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk lebih mengaktifkan lagi ya vaksin-vaksin, imunisasi terhadap anak-anak,” terangnya kepada wartawan, Senin (23/5).

Menurutnya, selama masa pandemi perhatian masyarakat dan pemerintah berfokus pada penanganan dan vaksinasi Covid-19, sehingga vaksinasi penyakit menular lainnya kurang mendapatkan perhatian.

“Sekarang juga berkembang penyakit-penyakit yang bisa dicegah tapi kambuh lagi, contoh hepatitis, kemudian rubella, kemudian campak, kemudian difteri. Kenapa? Karena kita kemarin ini terfokus ke vaksin Covid,” tambahnya

Selanjutnya Suir Syam mengungkapkan, selama pandemi beberapa waktu lalu, banyak masyarakat yang khawatir dan ragu membawa anaknya untuk melakukan imunisasi ke Puskesmas maupun layanan kesehatan lain.

Menurutnya, dengan tidak lengkapnya imunisasi yang diterima oleh anak-anak maka bisa memunculkan potensi serangan penyakit menular yang sebenarnya telah dapat dikendalikan.

“Yang kedua, orang takut membawa anaknya ke Puskesmas, sehingga banyak imunisasi anak kita itu tidak lengkap. Tertinggal lah. Akibat kurang imunisasi sehingga kambuh lagi penyakit-penyakit yang lama itu,” tambah legislator daerah pemilihan Sumatera Barat I ini.

Suir Syam juga meminta adanya penelitian lebih lanjut terkait metode penyebaran virus hepatitis yang dikabarkan berpotensi terjadi penularan lewat udara. Ia pun kembali menegaskan pentingnya melengkapi imunisasi sebagai salah satu langkah pencegahan penyakit menular.

“Jadi itu kan perlu penelitian lebih lanjut ya, kalau hepatitis kita sama tahu ya. Yang penting itu, imunisasinya harus dilengkapi, kemudian bagaimana pencegahannya?” tandas anggota dewan yang juga dokter ini. 

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan RI, terdapat 3 kelompok besar yang ada pada rangkaian Imunisasi Rutin Lengkap yaitu; Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11 bulan (HB0 1 dosis, BCG 1 dosis, DPT-HB-Hib 3 dosis, Polio tetes (OPV) 4 dosis, Polio suntik (IPV) 1 dosis, Campak Rubella 1 dosis).

Kemudian Imunisasi Lanjutan Baduta pada anak usia 18-24 bulan (DPT-HB-Hib 1 dosis, Campak Rubela 1 dosis); serta Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar/sederajat pada Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang meliputi imunisasi Campak Rubella dan DT pada siswa kelas 1 dan Tetanus diphteria (Td) pada siswa kelas 2 dan 5.

 

KEYWORD :

Warta DPR Komisi IX Suir Syam Imunisasi anak kesehatan hepatitis akut




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :